RUU
Pangan yang merupakan salah satu RUU inisiatif DPR dan saat ini sedang
di bahas oleh DPR bersama Pemerintah, banyak mengandung kelemahan,
bahkan menyimpian potensi bahaya dan merugikan masyarakat banyak.
Berbagai kelemahan dan bahaya itu seperti yang bisa dilihat dalam
paparan berikut.
Terdapat beberapa catatan kritis atas RUU ini baik secara umum maupun pasal per pasalnya. Untuk kritik umum terhadap RUU ini setidaknya meliputi point-point berikut:
Pertama, RUU ini jelas sekali mengusung spirit neo liberal. RUU ini justru mengusung liberalisasi sektor pangan. Hal itu tampak dari diberinya kesempatan luas bagi daerah dan akhirnya kepada swasta untuk mengimpor pangan. Bahkan impor pangan menjadi salah satu sumber penyediaan cadangan pangan dan mewujudkan ketersediaan pangan. Sumber impor itu disamakan dengan sumber dalam negeri. Padahal ketergantungan pangan kepada asing melalui impor jika hal itu terjadi pada pangan pokok dan pangan strategis maka sama saja menggadaikan stabilitas di dalam negeri kepada asing. Bahkan pada titik tertentu ketergantungan itu bisa dijadikan alat politik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pihak asing bahkan hingga untuk merubah sistem di suatu negara. Contoh ketergantungan Uni Sovyet kepada gandum impor yang merupakan pangan pokok penduduknya, oleh banyak ahli dikatakan sebagai salah satu sebab dan jalan yang digunakan
Terdapat beberapa catatan kritis atas RUU ini baik secara umum maupun pasal per pasalnya. Untuk kritik umum terhadap RUU ini setidaknya meliputi point-point berikut:
Pertama, RUU ini jelas sekali mengusung spirit neo liberal. RUU ini justru mengusung liberalisasi sektor pangan. Hal itu tampak dari diberinya kesempatan luas bagi daerah dan akhirnya kepada swasta untuk mengimpor pangan. Bahkan impor pangan menjadi salah satu sumber penyediaan cadangan pangan dan mewujudkan ketersediaan pangan. Sumber impor itu disamakan dengan sumber dalam negeri. Padahal ketergantungan pangan kepada asing melalui impor jika hal itu terjadi pada pangan pokok dan pangan strategis maka sama saja menggadaikan stabilitas di dalam negeri kepada asing. Bahkan pada titik tertentu ketergantungan itu bisa dijadikan alat politik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pihak asing bahkan hingga untuk merubah sistem di suatu negara. Contoh ketergantungan Uni Sovyet kepada gandum impor yang merupakan pangan pokok penduduknya, oleh banyak ahli dikatakan sebagai salah satu sebab dan jalan yang digunakan