Pertama,
marilah kita bersyukur atas semua kenikmatan yang telah Allah berikan
kepada kita, khususnya atas kelimpahan harta yang diberikan Allah kepada
kita, kepada anda semua, para pengusaha, relative dibanding yang lain.
Anda semua termasuk ke dalam sekitar 2% atau sekitar 4,5 juta pengusaha
Indonesia. Konon idealnya jumlah pengusaha di sebuah negara minimal 5 %
dari total populasi. India 11%, China dan Jepang sekitar 10% dan
Singapura sekitar 7%. Sungguh ini merupakan karunia Allah yang luar
biasa di tengah masih sangat banyak orang-orang di tengah kita yang
hidup dalam keterbatasan. Dengan garis kemiskinan 2 dollar perorang
perhari, ada lebih dari 100 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
Berkat
Nya lah, kita menjadikan KAYA…karena Allah adalah khyaurraziqin, yang
melapangkan dan menyempitkan rizqi siapa saja yang dikehendaki.
KEKUATAN tangan kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang HEBAT, tapi hanya bersama ALLAH kita menjadi LUAR BIASA.
Karena Allah bukan hanya MENCUKUPI, tapi ia memberi dengan BERKELIMPAHAN.
Dan
syukur itu saudara-saudara sekalian, marilah kita wujudkan dalam
bentuk lebih tekun beribadah kepada-Nya; tunduk dan patuh terhadap semua
syariah-Nya, Serta turut serta dalam dakwah bagi tegaknya kembali
syariah dan khilafah dengan harta dan jiwa kita.
Saudara-saudara sekalian,
Khilafah
adalah ri’asah ammah lil muslimin jami’a li tathbiqi ahkamisy syar’iy
al islami wa nashril islam fil alam. Dari definisi ini, kita mendapati
ada 3 substansi dari khilafah, yakni ukhuwah, syariah dan dakwah.
Ukhuwah artinya, umat Islam semestinya hidup dalam sebuah persaudaraan
Islam yang hakiki, dimana persaudaraan hakiki itu hanya mungkin bisa
dijudkan bila terpenuhi dua syarat sekaligus, yakni adanya pemimpin dan
adanya institusi yang menaungi umat. Pemimpin itu namanya khalifah atau
imam atau amirul mukminin, sedang institusi itu bernama khilafah. Bila,
dan hanya bila umat Islam hidup dalam naungan khilafah dengan seorang
khalifah, maka umat bisa mewujudkan persudaraan Islam secara hakiki itu.
Tidak seperti sekarang dimana kita merasa sesama muslim adalah
bersaudara, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika kedzaliman
menimpa mereka, seperti yang terjadi di Irak, Afghanistan dan Palestina.
Dengan
khilafah yang Insya Allah akan tegak tidak lama lagi itu, akan
terhimpun lebih dari 1,5 miliar umat Islam seluruh dunia dari berbagai
bangsa dan bahasa serta tinggal di berbagai wilayah yang secara
geografis dan geopolitis sangat strategis. Inilah sebuah entitas politik
yang bakal menjadi yang terbesar dan terkuat di seluruh dunia. Dengan
itu tidak bisa lagi musuh-musuh Islam berlaku sewenang-wenang terhadap
umat Islam seperti yang sekarang sering terjadi.
Dan
dengan kekuatan itu pula, khilafah akan melancarkan dakwah dan jihad ke
seluruh penjuru dunia sehingga negeri-negeri muslim yang tercerai berai
semenjak runtuhnya daulah khilafah utsmani, bisa bersatu kembali ke
dalam wilayah khilafah, sementara negeri-negeri non muslim akan tunduk
pada kekuasaannya. Pada saat inilah cahaya kekuatan, keagungan dan
kemuliaan Islam akan terpancar kembali.
Khilafah
pula yang akan menerapkan syariah secara kaffah. Mungkin saja sekarang,
tanpa khilafah, syariah juga bisa diterapkan. Tapi itu pasti hanya pada
level personal seperti shalat, puasa, zakat, haji, ntcr atau nikah
talak cerai rujuk, dan andaipun bisa diterapkan pada level komunal,
pasti hanya sebatas aspek-aspek tertentu seperti dalam bidang keuangan
dan perbankan. Artinya, pada kondisi seperti ini, di dalam sistem dan
ideologi sekuler, penerapan syariah Islam tidak akan mungkin bisa
dilakukan secara kaffah atau secara menyeluruh pada seluruh aspek
kehidupan baik di lapangan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan
khilafah, syariah akan diterapkan secara kaffah sedemikian sehingga
izzul Islam wal muslimin akan terwujud kembali, dan kerahmatan yang
dijanjikan juga akan bisa dirasakan oleh siapa saja yang berada di dalam
naungannya.
Saudara-saudara sekalian,
Jadi
mengapa kita harus berjuang bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah?
Alasan pertama dan yang utama, ini karena dorongan aqidah Islam.
Keimanan kita kepada Allah SWT tidak hanya sebatas pengakuan akan wujud
Allah, tapi harus diikuti dengan ketundukan dan ketaatan pada
syariahnya.
Innama
kana qaulal mukmininina … an yakulu sami’na wa ata’na. inilah sikap
yang harus ditunjukkan oleh seorang muslim sejati. Sami’na wa ata’na,
bukan sami’na wa asayna, bukan pula sami’na wa fikir2 dahulu. Kami
mendengar dan kami menaati.
Nah,
Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk bertahkim (memutuskan
perkara atau mengatur segala sesuatu) kepada dan berdasar pada apa yang
telah diturunkan oleh Allah SWT. Fahkum baynahum bi ma anzallah atau wa
anihkum baynahum bi ma anzalallh. Kita tahu Allah telah memerintahkan
kepada kita untuk melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji. Tapi selain
itu, harus diingat bahwa Allah juga telah memerintahkan mengatur
ekonomi, politik, sosial dan budaya dengan syariahnya. Allah telah
memerintahkan kita melakukan jihad, taat pada amir atau amirul mukminin,
sebagaimana Allah telah memerintahkan untuk menjauhi riba dan
bermuamalah secara syar’iy, selalu bersatu, dilarang bercerai berai.
Jadi, sekali lagi, kita berjuang untuk tegaknya kembali semata karena memang Allah telah memerintahkan hal itu.
Kemudian
yang kedua, mengapa kita berjuang untuk tegaknya syariah dan khilafah?
Kita berjuang sebagai bentuk ikhtiar logis dalam mencari solusi terhadap
berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat Islam, bahkan juga umat
manusia di seluruh dunia. Saat ini umat manusia, termasuk rakyat di
negeri ini, tengah menghadap banyak sekali masalah. Ada kemiskinan,
kerusakan moral, maraknya kriminalitas, pornografi dan pornoaksi,
berkembangnya ketidakadilan dan kedzaliman baik di level lokal,
regional, nasional maupun internasional.
Saudara-saudara sekalian,
Marilah
kita pikirkan sungguh-sungguh. Kemana kita akan mencari solusi atas
semua persoalan itu bila tidak kepada Islam? Sosialisme, termasuk
komunisme, telah lama hancur dan ditinggalkan para pemeluknya. Memang
masih ada negara seperti Kuba dan Korea Utara yang masih setia pada
sosialisme, tapi kedua negara itu pun kini selalu dirundung berbagai
persoalan, seolah hanya tinggal menunggu waktu menuju kehancurannya.
Kemudian bagaimana dengan kapitalisme? Ini pilihan jelas tidak masuk
akal, oleh karena justru kapitalisme itulah biang dari segala kerusakan
dunia saat ini. Dan lihatlah di negara pusat ideologi materialisme ini
pun, kapitalisme tengah digugat. Maka, bagi kita umat Islam, sungguh
tidak ada pilihan lain untuk kita menyelesaikan kemelut di semua
lapangan kehidupan ini kecuali kepada Islam, dengan syariah dan
khilafahnya.
Saudara-sudara sekalian,
Iinilah
dua alasan utama mengapa kita harus berjuang untuk tegaknya kembali
syariah dan khilafah. Dan perjuangan ini harus dilakukan secara
berjamaah karena tidak mungkin pekerjaan besar ini kita lakukan
sendiri-sendiri. Di sinilah mengapa tema pertemuan kita saat ini, MEF
(Muslim Entreprenuer Forum) Bersatu Perjuangkan Syariah dan Khilafah
menjadi sangat relevan. Dan satu lagi, perjuangan ini harus dilakukan
secara politis karena tegaknya syariah dan khilafah adalah tujuan
politik. Tidak mungkin sebuah tujuan politik dicapai melalui kegiatan
sosial atau ekonomi.
Lantas mengapa dan bagaimana kita yakin bahwa perjuangan ini akan berhasil?
Saudara-saudara
sekalian, sebagai orang yang beriman kepada Allah, kita harus yakin
bahwa kebenaran pasti akan tegak dan kebatilan itu pasti akan hancur.
Apalagi memang Allah SWT telah berjanji kepada orang yang beriman dan
beramal shaleh (berjuang) akan berkuasa kembali di muka bumi. Tentang
khilafah secara khusus nabi menyebut akan berdirinya kembali khilafah
ala minhajin nubuwah setelah era mulkan aaddan dan mulkan jabriyatan.
Dan janji Allah pasti benar. Allah tidak mungkin mengingkari janji, dan
tidak mungkin pula Allah tidak bisa menepati janji.
Bakal tegaknya khilafah juga diperkirakan oleh banyak pihak. National Intelligence Council (NIC)
di AS tahun 2004 meramalkan Khilafah akan berdiri di tahun 2020. Begitu
juga, Ketua Dewan Duma (Parlemen Rusia), Mikael Boreyev, dalam buku Rusia Imperium Ketiga,
memprediksi pada 2020 mayoritas negara besar di dunia bakal hancur dan
akan berdiri 5 negara besar baru diantaranya Khilafah Islam. Guru Besar
Harvard Law School, AS, Prof. Noah Friedman dalam buku The Rise and The Dawn of Islamic State juga menyebut prospek berdirinya Khilafah.
Sementara usaha yang dilakukan khususnya oleh Hizbut Tahrir Indonesia selama ini, mulai tampak membuahkan hasil.
Dari
survai yang dilakukan pada tahun 2010 lalu dengan 1220 responden di 31
kota di Indonesia yang diambil dari berbagai kalangan yang dianggap
mewakili masyarakat, perjuangan HTI yang ingin menegakkan syariah dan
khilafah, didukung oleh 65% responden, bahkan 12% nya ingin berjuang
bersama HTI. dan hanya 2% yang menolak.
Terhadap
ide syariah dan khilafah, mayoritas responden (74%) setuju penerapan
syariah, dan bahkan 80% dari mereka berpendapat bahwa syariah
satu-satunya solusi bagi persoalan bangsa. Mayoritas responden (83%)
juga setuju penegakan khilafah, dan 65% dari mereka yakin bahwa khilafah
mampu mempersatukan umat Islam seluruh dunia dan enghilangkan
kedzaliman.
Di
tengah kondisi umat yang begini rupa, bagi HT memang hanya tersedia
dua pilihan: diam atau berteriak lantang menyuarakan perjuangan syariah
dan khilafah dengan terus terang. HT memilih yang kedua. Bukan yang
pertama. Memilih diam atau menyembunyikan visi misi perjuangan memang
lebih aman. Tapi mana ada perubahan bisa dilakukan oleh kelompok yang
pendiam? Inilah jalan dakwah yang ditunjukkan oleh Rasulullah. Dan ini
pula jalan perubahan. Dan ternyata secara faktual pilihan ini terbukti
benar. Melalui dakwah yang gencar dilakukan secara terbuka, kini
masyarakat menjadi lebih mengerti syariah dan khilafah. Dan
mendukungnya.
Pejuang sejati di setiap zaman selalu ada
Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, maka Allah akan menguatkan kembali
Tapi jika mereka lelah karena tergoda dunia, maka akan ada banyak pejuang yang rela menggantikannya
Dakwah tidak pernah kehabisan pejuang
Kereta dakwah akan terus melaju menghancurkan setiap penghalang dan akan berhenti di stasiun kemenangan.
Semoga Allah selalu menguatkan kita di jalan dakwah,
Menuntun kita di kala lelah melanda
Menghibur dengan janji kemenangan di kala sedih dan duka
Bahwa khilafah akan segera tercapai di tangan kita…
Tak
heran bila mayoritas responden (78%) menilai HTI dikenal sebagai
kelompok Islam yang paling giat memperjuangkan syariat dan khilafah
Islam. Mungkin itu pula yang membuat 59% responden menilai HTI lah yang
paling diharap umat, dibanding kelompok Islam lain, untuk keberhasilan
penerapan syariah dan tegaknya khilafah.
Saudara-saudara sekalian,
Tentu
saja, perjuangan ini tidak mudah. Ada banyak tantangan dan hambatan
yang akan menghadang. Kita tidak boleh gentar menghadapi itu semua,
karena semua itu adalah sunnatullah yang selalu menyertai setiap episode
dakwah. Mana ada perjuangan tanpa hambatan. Yang penting kita harus
melaluinya dengan penuh keteguhan dan kesabaran.
Jika cobaan sepanjang sungai, maka seharusnya kesabaran seluas samudera
Jika harapan seluas hamparan, seharusnya ikhtiar itu seluas langit yang membentang
Jika pengorbanan sebesar bumi, seharusnya keikhlasan itu seluas jagad r`ya
Kesabaran
dan istiqamah lahir oleh karena sebuah keyakinan bahwa Allah SWT selalu
bersama dengan hamba Nya yang memperjuangkan risalah Nya. Dan ingatlah
saudara….
Kemenangan Islam adalah janji Allah, dengan atau tanpa kita
Jika kita tidak mengambil peran perjuangan, pasti akan ada yang lain
Bukan Islam yang memerlukan kita, tapi kita lah yang membutuhkan Islam
Hidup adalah pilihan.
Mau mengambil peran perjuangan atau tidak
Maka, teruslah melangkah, meski semua manusia berhenti.
Teruslah melangkah, meski duri tajam mengoyak kaki
Pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang
Begitu pula aktifis dakwah yang tangguh, tidak lahir dari jalan dakwah yang mulus
Jatuh bangun dalam dakwah itu biasa
Bangkit dari jatuh itu baru luar biasa
Yang penting adalah berapa kali kita bangkit setelah terjatuh
Jangan katakan “Wahai Allah, masalahku sangat besar”, tapi katakan “wahai masalah, Allah itu Maha Besar”
Berbagai masalah itulah yang membuat kita bertahan dan berTuhan
Jika kita lari dari masalah, berarti kita lari dari kasih sayang Allah
Pemenang adalah orang yang pandai bersyukur dan berusaha bangkit dari masalah
Bersiaplah menjadi pemenang
Pemenang dalam pertarungan sengit antar peradaban
Hanya akan ada satu peradaban yang memimpin dunia
It is time for khilafah to lead the world, the greatest ages ever…
Maka, saudara-saudara sekalian,
jadilah AKAR yang gigih mencari air, menembus tanah yang keras demi sebatang pohon
Ketika
pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah, menampilkan keelokannya
pada dunia dan mendapatkan pujian, AKAR tetap tidak iri. Ia tetap
tersembunyi dalam tanah
Itulah makna dari sebuah ketulusan dan keikhlasan
Manusia yang memiliki perpaduan tulus, ikhlas, sabar dan tegar bagai AKAR
Merekalah orang-orang yang mampu merubah warna zaman
Yang akan tetap hidup dan menghidupkan
Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi KETAKUTAN yang membuat kita sulit
Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba
Ingatlah, saudara-saudara ku
Jalan perjuangan selalu dirintis oleh orang-orang yang berilmu
Dikerjakan oleh orang-orang yang ikhlas
Dan dimenangkan oleh orang-orang yang berani
Pejuang sejati tdak selalu hadir pada orang yang cerdas, tidak pula pada orang yang hebat
Namun mereka yang tetap bertahan lah yang layak disebut Pejuang Sejati
Mereka
akan selalu belajar dan belajar dari setiap masalah yang dihadapi, dari
setiap momen yang dialami hingga suatu hari ia dapati dirinya telah
berubah menjadi
Lebih sabar….
Lebih ikhlas…
Lebih berani…
Oleh
karena itu, saudara-saudara sekalian marilah kita singsingkan lengan
baju, kuatkan iman, bulatkan tekad, bergeraklah tuk berjuang bersama
bagi tegaknya kembali izzul Islam wal muslimin., tegaknya kembali
syariah dan khilafah
Wahai para pengusaha pejuang, penerus Abdurrahman bin Auf abad 21
Wahai para penegak khilafah rasyidah
Tegakkanlah khilafah berdasar manhaj nubuwwah
Dan kibarkan al liwa dan ar raya laksana bintang di alam semesta
Maka sesungguhnya,
Masa depan dakwah adalah benar-benar ada di tangan kita
Di tanganmu, di tangan anda semua para pengusaha,
Di tangan kita. Takbir…!!! (www.syariahpublications.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar