Pages

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang & persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Jumat, 30 November 2012

Semut Sebuah Inspirasi Teknologi



syahidah.web.id - “ Kemudian, ketika mereka tiba di Lembah Semut, semut berkata: “Semut Masuklah ke tempat tinggalmu , sehingga Sulaiman dan pasukannya tidak menghancurkanmu  tanpa disadari. ”  (Al Qur’an, 27:18)


Lembah Semut mengacu pada habitat dan spesies semut tertentu. Selain itu, kenyataan bahwa Nabi Sulaiman as bisa mendengar semut berbicara di antara mereka menjadi referensi mencolok untuk perkembangan masa depan dalam teknologi komputer.
Saat ini muncul istilah “Silicon Valley” atau Lembah Silikon mengacu pada pusat dunia teknologi dan sangat signifikan bahwa “lembah semut” muncul  pada masa Nabi Sulaiman as. Allah mungkin akan menarik perhatian kita dengan teknologi canggih masa depan. Selain itu, semut dan spesies serangga lain yang banyak digunakan dalam teknologi canggih sebagai model dalam proyek-proyek robot dan dimaksudkan untuk melayani dalam berbagai bidang, dari industri pertahanan untuk teknologi. Ayat ini juga dapat  mengacu pada perkembangan ini.
Perkembangan terbaru  dalam Teknologi Miniatur: Robot Tentara Semut
Proyek tercanggih saat ini yakni Robot tentara semut . Merupakan proyek yang dilaksanakan secara independen di beberapa negara. Salah Satunya yaitu  studi yang sedang  dilakukan oleh Virginia Polytechnic Institute dan State University Virginia berusaha untuk mengembangkan robot secara sederhana dan mengidentifikasikannya sehingga dapat digunakan sebagai tentara robot. Pejabat proyek menjelaskan bahwa robot tersebut berfungsi mengikuti keadaannya. “Cara mereka berperilaku dalam satu grup secara terkoordinasi, melakukan serangkaian tindakan fisik, dan mengambil keputusan bersama.” Desain mekanik dan listrik tentara robot ini telah didasarkan pada perilaku komunitas semut. Mereka disebut  robot “tentara-semut” karena kesamaan mereka dengan salah satu spesies serangga tersebut.



Sistem Robot “Tentara-semut” pada awalnya dirancang sebagai “sistem pembawa barang “.  Menurut skenario perancang ,  beberapa robot kecil akan diisi dengan energi yang sama dan ditugaskan untuk membawa benda-benda. Kemudian akan diputuskan apakah mereka dapat digunakan untuk mengerjakan tugas lainnya. Sebuah laporan menjelaskan tugas-tugas lain yang selanjutnya  mungkin dapat dilakukan oleh robot tersebut :
pembersihan Nuklir dan limbah berbahaya dengan robot “kawanan”,  pertambangan (termasuk penghapusan bahan dan pencarian dan penyelamatan), Pembersihan tambang (baik tanah dan air), pengawasan dan penjaga, eksplorasi permukaan planet dan excavation.197
Menurut laporan Israel A. Wagner, seorang ahli teknologi robot semut, proyek  robot semut  dijelaskan dalam beberapa hal : robot semut merupakan makhluk fisik atau virtual sederhana yang dirancang untuk bekerja sama sehingga mencapai tujuan bersama. Mereka diasumsikan memiliki sumber daya yang terbatas energi, peka, komputasi, dan untuk berkomunikasi melalui jejak tersisa di tempat kerja atau di tanah, seperti yang dilakukan serangga secara alami.
Pembagian kerja antara beberapa agen dibuat baik oleh pengontrol pusat yang mengirim perintah ke agen, jika dipatuhi oleh para agen, akan mengarah pada penyelesaian suatu dari misi yang diberikan. Cara ketiga, digunakan melalui pekerjaan mutakhir untuk mendesain perilaku individu pada semut sehingga kerjasama secara alami akan muncul dalam pekerjaan mereka, tanpa membuat keputusan-priori pada struktur kerjasama. Aplikasi khusus yang meliputi alamat kami , yang juga dikenal sebagai  Exploring and Searching .  Berbagai nama ini menunjukan banyaknya  aplikasi yang mungkin mampu mengatasi berbagai masalah seperti: membersihkan lantai rumah ,  untuk memetakan sebuah planet asing , atau ranjau bidang  tambang.
Seperti dapat dilihat dalam contoh, gaya hidup sosial semut membentuk dasar dari banyak proyek, dan semut berbasis teknologi robot memberikan manfaat bagi manusia. Itulah mengapa sangat penting bahwa semut dan lembah mereka dikisahkan dalam Al Qur’an. Istilah “semut” dalam ayat tersebut bisa merujuk ke tentara yang terdiri dari robot, perkembangan masa depan dalam teknologi robot, dan bagaimana robot akan memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Misalnya, mereka dapat melakukan tugas-tugas yang sulit dan dengan demikian menciptakan kenyamanan bagi kehidupan manusia. (Wallahu ‘alam)[www.syahidah.web.id]

Pembiayaan Pendidikan Dalam Negara Khilafah


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZrNtr8ecl-Kc43U_XVUIK4pBo1_C6F3ZijrPS9fRBOKuBkqxpvU5q_eo4giVSpLFY1Cx-GvN36ExvtNJwj9q8zG-b5jG_mLj_jciQ5tvJgRVNAM4SvtnziX7w6ZB49pw0ggY5dZ90v5CL/s1600/hh-300x300.jpg Pendidikan Sebagai Kebutuhan Dasar
Eksistensi dan kelestarian umat Islam sebagai sebuah entitas yang memiliki keyakinan dan sistem hidup khas ditentukan oleh sejauh mana penjagaan mereka terhadap tsaqafah islamiyyah.   Penjagaan umat terhadap tsaqafah islamiyyahbergantung sepenuhnya pada perhatian mereka terhadap pendidikan umat.  Sebab, pendidikan adalah thariqah untuk menjaga tsaqafah islamiyyah agar tetap lestari di dalam dada kaum Muslim dan lembaran-lembaran karya ilmiah.   Ketika perhatian negara dan umat terhadap pendidikan tsaqafah islamiyyah mulai melemah,  pelan namun  pasti umat semakin jauh dari Islam.   Akibatnya, umat mengalami kemunduran hampir di seluruh bidang kehidupan.   Keadaan itu semakin diperparah dengan keberhasilan Barat memasukkan tsaqafah-tsaqafah asing, seperti nasionalisme dan demokrasi,  ke tengah-tengah kaum Muslim.  Umat Islam pun semakin terperosok dalam jurang keawaman terhadap tsaqafah islamiyyah. Akhirnya, mereka tidak mampu lagi mempertahankan eksistensi hadharah islamiyyah dan Daulah Islam sebagai akibat lemahnya pemahaman mereka terhadap Islam.
Ketika Daulah Islam dan peradaban Islam berhasil diruntuhkan oleh Barat, banyak di antara mereka tidak menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Padahal  kehancuran Daulah Islam dan peradaban Islam adalah musibah terbesar dan awal bagi penderitaan mereka. Realitas ini menunjukkan bahwa pendidikan tsaqafah islamiyyah merupakan perkara urgen (dlaruri) yang tidak boleh diabaikan oleh kaum Muslim.  Negara Khilafah—yang  tidak lama lagi akan berdiri dengan izin Allah SWT—wajib memperhatikan masalah ini dengan perhatian yang tinggi dan sempurna.
Selain itu, nash-nash syariah juga telah menetapkan pendidikan sebagai hajah asasiyyah (kebutuhan dasar) yang harus  dijamin ketersediaannya di tengah-tengah masyarakat, seperti halnya keamanan dan kesehatan.  Di antara nash-nash syariah yang menetapkan pendidikan sebagai hajah asasiyyah adalah sabda Nabi saw.:
إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللهُ النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَرَعَوْا وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلَأَ فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ وَنَفَعَهُ بِماَ بَعَثَنِيَ اللهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
Permisalan hidayah dan ilmu yang Allah SWT sampaikan kepada diriku bagaikan air hujan yang menimpa sebidang tanah. Di antara tanah itu ada tanah baik yang mampu menyerap air dan menumbuhkan rerumputan serta  pepohonan yang sangat banyak. Di antara tanah itu ada pula tanah liat yang mampu menahan air sehingga Allah SWT memberikan manfaat kepada manusia dengan tanah tersebut; manusia bisa meminum air darinya, mengairi kebun-kebunnya dan memberi minum hewan-hewan ternaknya.  Air hujan itu juga menimpa tanah jenis lain, yaitu tanah datar lagi keras yang tidak bisa menahan air dan menumbuhkan rerumputan.  Demikian-lah, ini adalah perumpamaan orang yang faqih terhadap agama Allah, dan orang yang bisa mengambil manfaat dari apa-apa yang telah Allah sampaikan kepada diriku sehingga ia bisa belajar dan mengajarkan (ilmu tersebut kepada orang lain). Ini juga perumpamaan orang yang menolak hidayah dan ilmu dan tidak mau menerima hidayah Allah SWT yang dengan itulah aku diutus (HR al-Bukhari dan Muslim).
Di dalam hadis ini dituturkan bahwa penerimaan dan penolakan manusia terhadap hidayah dan ilmu diidentikkan dengan sebidang tanah dan air hujan.  Air hujan  termasuk hajah asasiyyah bagi manusia, yang kalau tidak dipenuhi akan menyebabkan kebinasaan bagi manusia. Pengidentikan ilmu dan hidayah dengan air hujan menunjukkan, bahwa ilmu dan hidayah merupakan hajah asasiyyah sebagaimana air hujan.  Riwayat di atas juga diperkuat hadis-hadis lain, seperti hadis-hadis berikut ini:
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ
Sesungguhnya di antara tanda-tanda datangnya Hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu dan tersebarnya kebodohan (HR al-Bukhari dan Muslim).
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ
Di antara tanda-tanda datangnya Hari Kiamat adalah berkurangnya ilmu dan tampaknya kebodohan (HR al-Bukhari dan Muslim).
Riwayat-riwayat di atas menunjukkan bahwa lenyap dan berkurangnya ilmu merupakan madarat (ancaman/bahaya) bagi kehidupan manusia.  Madarat ini hanya bisa dihilangkan dengan cara menyelenggarakan pendidikan berkesinambungan di tengah-tengah masyarakat.  Sebab, ilmu dan hidayah hanya bisa dipelihara dan dijaga ketika keduanya dipelajari dan diajarkan secara terus-menerus di tengah-tengah masyarakat.  Dengan demikian, hadis-hadis ini semakin meneguhkan bahwasanya pendidikan merupakan hajah asasiyyah yang harus dijamin ketersediannya di tengah-tengah masyarakat oleh Negara Khilafah.
Pembiayaan Pendidikan di Negara Khilafah
Di dalam Kitab al-Iqtishadiyyah al-Mutsla disebutkan bahwa jaminan atas pemenuhan kebutuhan dasar (hajah asasiyyah) bagi seluruh rakyat seperti pendidikan, keamanan dan kesehatan, berada di tangan negara.   Ketentuan ini didasarkan pada sabda Nabi saw.:
الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Imam itu adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya (HR al-Bukhari).
Atas dasar itu, Khilafah harus menjamin setiap warga negara dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dengan mudah.  Dalam konteks pendidikan, jaminan terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi seluruh warga negara bisa  diwujudkan dengan cara menyediakan pendidikan gratis bagi rakyat. Negara Khilafah juga wajib menyediakan fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang cukup dan memadai seperti gedung-gedung sekolah, laboratorium, balai-balai penelitian, buku-buku pelajaran, dan lain sebagainya.  Negara Khilafah juga berkewajiban menyediakan tenaga-tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, sekaligus memberikan gaji yang cukup bagi guru dan pegawai yang bekerja di kantor pendidikan.   Para Sahabat telah sepakat mengenai kewajiban memberikan ujrah (gaji) kepada tenaga-tenaga pengajar yang bekerja di instansi pendidikan negara Khilafah di seluruh strata pendidikan.   Khalifah Umar bin Khaththab ra. pernah menggaji guru-guru yang mengajar anak-anak kecil di Madinah, sebanyak 15 dinar setiap bulan.  Gaji ini beliau ambil dari Baitul Mal.
Seluruh pembiayaan pendidikan di dalam negara Khilafah diambil dari Baitul Mal, yakni dari pos fai’ dan kharaj serta posmilkiyyah ‘amah.    Seluruh pemasukan Negara Khilafah, baik yang dimasukkan di dalam pos fai’ dan kharaj, serta posmilkiyyah ‘amah, boleh diambil untuk membiayai sektor pendidikan. Jika pembiayaan dari dua pos tersebut mencukupi maka negara tidak akan menarik pungutan apapun dari rakyat.
Jika harta di Baitul Mal habis atau tidak cukup untuk menutupi pembiayaan pendidikan, maka Negara Khilafah meminta sumbangan sukarela dari kaum Muslim.  Jika sumbangan kaum Muslim juga tidak mencukupi, maka kewajiban pembiayaan untuk pos-pendidikan beralih kepada seluruh kaum Muslim.  Sebab, Allah SWT telah mewajibkan kaum Muslim untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran wajib—seperti  pendidikan, kesehatan, dan keamanan—ketika Baitul Mal tidak sanggup mencukupinya.   Selain itu, jika pos-pos tersebut tidak dibiayai, kaum Muslim akan ditimpa kemadaratan.   Dalam kondisi seperti ini, Allah SWT memberikan hak kepada negara untuk memungut pajak (dharibah) dari kaum Muslim.  Hanya saja, penarikan pajak dilakukan secara selektif.  Artinya, tidak semua orang dibebani untuk membayar pajak.  Hanya pihak-pihak yang dirasa mampu dan berkecukupan saja yang akan dikenain pajak.  Orang-orang yang tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup dibebaskan dari membayar pajak.  Berbeda dengan negara kapitalis, pajak dikenakan dan dipungut secara tidak selektif. Bahkan orang-orang miskin pun harus membayar berbagai macam pajak atas pembelian suatu produk atau pemanfaatan jasa-jasa tertentu.
Selain itu, dharibah (pajak) dalam pandangan syariah Islam adalah pemasukan yang bersifat pelengkap, bukan sebagai pemasukan utama dalam APBN Khilafah.  Negara hanya akan memungut pajak jika negara berada dalam keadaan darurat, yaitu ketika harta di Baitul Mal tidak mencukupi.  Sebaliknya, dalam negara kapitalis, pajak dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara.  Di negara-negara sekular-kapitalis, seperti Indonesia, pemasukan di sektor pajak mencapai kisaran 70-90% dari total pendapatan negara.  Akibatnya, beban pembiayaan masyarakat dan industri semakin meningkat akibat banyaknya pungutan yang harus mereka tanggung
Walaupun negara adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam penyediaan dan penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh warganya, bukan berarti individu dilarang menyelenggarakan pendidikan secara mandiri.  Setiap warga negara Khilafah diperbolehkan mendirikan sekolah, madrasah, pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan serta menarik kompensasi atas jasa yang telah mereka berikan. Mereka juga diperbolehkan menyusun kurikulum dan mata pelajaran sendiri.  Hanya saja, kurikulum dan mata pelajaran tersebut tidak boleh menyimpang dari akidah dan syariah Islam. Negara Khilafah mengawasi kurikulum dan mata pelajaran yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan swasta tersebut serta akan menindak dengan tegas siapapun yang mengajarkan pelajaran-pelajaran yang bertentangan dengan akidah dan syariah Islam. [Fathiy Syamsuddin Ramadhan An-Nawiy]
WalLahu al-Musta’an wa Huwa Waliyyu at-Tawfiq.

Suriah, 20 Bulan Krisis, 47 Ribu Meninggal


Krisis Suriah telah menginjak bulan keduapuluh, jumlah korban sudah mencapai 47 ribu.

"2,148 di antaranya anak-anak,"demikian laporan resmi lembaga kemanusian terbesar Turki, IHH Humanitarian Relief Foundation yang dirilis 28 November 2012.

Selain korban tewas, lebih dari 2,5 juta  warga Suriah mengungsi, baik ke berbagai tempat aman di Suriah atau ke negara-negara jiran seperti Turki, Lebanon, Irak, dan Yordania.

Laporan IHH memfokuskan pada aspek kemanusiaan akan krisis yang bermula sejak Maret 2011 ini, bantuan dan upaya yang dilakukan IHH terhadap rakyat Suriah yang menjadi korban.

IHH menulis, lembaga telah masuk ke Suriah sejak Maret 2011 guna menyediakan berbagai keperluan dasar seperti, tempat tinggal, makanan, dan layanan kesehatan.

Selain memberikan bantuan kemanusian, IHH juga mengangkat berbagai pelanggaran HAM yang dialami rakyat Suriah ke mahkamah nasional dan internasional. Di antara usaha itu adalah dibentuknya Forum Bantuan Kemanusian Suriah (Syrian Humanitarian Aid Forums) yang diprakarsai di Jenewa, Swiss, oleh badan PBB untuk koordinasi masalah kemanusiaan (OCHA).

Statistik Hingga November 2012

Korban Tewas: 47.000 orang (2,148 anak-anak)

Korban penyiksaan: 970 orang

Rakyat yang ditangkap oleh rezim Syiah Basyar Assad : 400.000 orang

Pengungsi ke luar negeri: 600.000 orang

Pengungsi di dalam Suriah : 2,5 juta orang

Orang hilang : 100.000,

Dan 1,5 juta orang di ambang bencana kelaparan.*

Pesan Ruqaya, gadis 8 tahun, kepada umat Muslim Suriah dan seluruh dunia


 Seorang gadis Muslimah yang baru berusia 8 tahun, berceramah di Konferensi Khilafah di Sydney, Australia, yang digelar pada 16 September 2012. Tema pada konferensi tersebut adalah tentang revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang terkait dengan masa depan Dunia Islam.Ruqaya, mewakili anak-anak Muslim di Sydney, menyampaikan beberapa pesan untuk kaum Muslimin di seluruh dunia, terkhusus kepada Muslim di Suriah, terkait perang yang sedang terjadi di Suriah. Berikut terjemahannya:
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
Bissmillahirrahmarirrahiim
Alhamdulillahirobbilalamiin
Saudara-saudariku se-Islam,
Karena dunia (musuh) bersatu melawan orang-orang mukmin di Suriah, berusaha membahayakan mereka dan membajak revolusi kami yang ikhlas dan diberkahi. Anak-anak di Sydney ingin menyampaikan pesan harapan dan dukungan kepada kaum Muslimin di negeri Syam. Terutama kepada anak-anak dan para ibu. Dengan ini, saya ingin menyampaikan tiga pesan:
Pesan pertama saya adalah untuk kaum Muslimin di Suriah:
Saudara dan saudariku se-Islam, revolusi ini telah menunjukkan bahwa umat ini masih hidup dan baik-baik saja. Perasaannya untuk Islam, cintanya untuk Jihad, dia (umat) melepaskan dirinya sendiri dari ketakutan yang dia rasakan, dan dia merindukan untuk sekali lagi hidup di bawah bendera Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah.
Wahai Ahlu Syam (penduduk Syam), kalian tetap dalam doa kami, pertahanan kami dan hati kami. Ketika kalian menangis, kami menangis. Ketika kami tahu mereka bersedih, kami bersedih, dan ketika syuhada gugur, kami juga tersungkur jatuh dalam sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, memohon kepada-Nya untuk memberikan kemenangan dan mengembalikan milik kalian.
Jadi, kami mohon untuk tetap bersabar dan tabah di atas kebenaran.Kemenangan telah dijanjikan. Dan setiap orang yang sadar bisa melihat bahwa kemenangan ini akan segera datang, insya Allah. Karena Suriah adalah tanah yang diberkahi dan orang-orangnya adalah orang-orang yang diberkahi.
Sebagaimana Nabi hallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
"Keberuntungan (dan surga) untuk negeri Syam." Maka kami bertanya, "Kenapa begitu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena malaikat-malaikat Ar-Rahman membentangkan sayap-sayapnya untuk menaungi negeri Syam.." (HR.Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, Ath-Thabarani, Yusuf bin Sufyan Al-Fasawi, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
Pesan kedua saya kepada seluruh umat Muslim
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib menolong mereka." (QS. Al-Anfal [8]: 72)
Anak-anak sekecil seperti diriku bisa ditemukan di jalan-jalan, bergabung dalam revolusi ini, mengambil resiko dalam hidup mereka untuk membawakan makanan, air dan obat-obatan kepada anggota keluarga mereka yang terluka.Sebagian dari mereka tidak pernah kembali kepada ibu-ibu mereka, tetapi gugur bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Para wanita dan anak-anak terpaksa bergabung dalam pertempuran ini karena tidak ada yang melindungh umat ini, tidak ada yang menjaga mereka, tidak ada yang mengorganisir upaya tersebut, tidak ada pasukan yang membela mereka dan tidak ada yang mempersatukan mereka.
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Imam (khalifah) adalah sebuah perisai, (mush-musuh Islam) diperangi dari belakang perisai itu dan perisai itu untuk berlindung (dari serangan musuh)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Siapa yang akan mengusahakan perisai tersebut? Jika umat tidak tahu atau tidak ada orang yang tahu di mana (perisai itu –red). Jadi, kaum Muslimin di manapun mereka tinggal, harus bergabung dalam upaya untuk mengembalikan perisai itu, Khalifah, perisai yang akan melindungi laki-laki, perempuan, dan anak-anak ketika mereka dalam bahaya.
Pesan ketiga saya adalah untuk para hadirin di depan saya:
Kalian semua telah melihat video-video yang terjadi di Suriah. Orangtua saya memiliki sebagian besar untuk melihat sebagian dari video-video itu. Tetapi diketahui bahwa di sana banyak terjadi yang lebih buruk. Bagaimana bisa kita menerima ini terjadi terhadap saudara dan saudari kita? Bagaimana bisa kita menerima ini terjadi terhadap anak-anak kita, ibu-ibu kita, dan ayah-ayah kita?
Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak akan menzaliminya dan tidak akan menyerahkannya (kepada musuh)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Walaupun kita berdoa dan memberikan semua sumbangan, tetapi ini semua tidak menyelesaikan masalah.
Tidakkah kita lupa bahwa nadi kita berdenyut dari satu jantung. Kita bernafas dari paru-paru yang sama, air mata kita keluar dari mata yang sama, dan darah kita mengalir dalam pembuluh darah yang sama.
Jadi, hari ini adalah hari penting, setelah kita selesai dari konferensi ini, berjanjilah kepada Allah bahwa kita akan berjuang bersama mereka yang sedang berjuang untuk menerapkan Islam. Tidak ada yang terlalu muda (untuk berjuang -red). Kita ingat pada seorang pemuda hebat, sahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, seperti 'Ali radhiallahu 'anhu yang menerima Islam pada usia 10 tahun.Atau Usamah bi Zaid radhiallahu 'anhu yang memimpin pasukan Islam pada usia 17 tahun. Jadi kita harus bekerja keras untuk mencapai kemenangan ini.
Cukuplah generasi kalian dan generasi orangtua kalian tumbuh dalam ketiadaan Khilafah. Jangan biarkan generasiku ditambahkan pada daftar ini.
Kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk membimbing dan melindungi saudara dan saudari kita di Suriah. Kita berdoa kepada Allah semoga Dia memberikan mereka kemenangan secepatnya dan menolong anak-anak yatim kita dan para janda. Kita berdoa kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala menerima mereka yang telah meninggal sebagai syuhada di dalam Jannah yang tertinggi, dan akhirnya kita berdoa kepada Allah untuk menegakkan perisai yang akan melindungi milik mereka, ibu-ibu mereka, tanah mereka dan agama ini.
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
(siraaj/arrahmah/www.globalmuslim.web.id)

Residu Pembangunan dan Pengusaha Pejuang


UMAT+TERBAIK.jpg (640×424)Muhammad Karebet Widjajakusuma

Praktisi bisnis syariah bidang riset, konsultasi dan training manajemen dan motivaksi
Ketua Lajnah Khusus Pengusaha HTI
Muslimpreneur, tulisan kali ini saya mulai dengan sebuah kisah. Satu hari menjelang tenggat penulisan, saya mengisi sebuah sesi pelatihan berdurasi setengah hari di kawasan kota Bogor. Dalam perjalanan pulang, saya sempatkan mampir ke sebuah pusat jajanan tradisional untuk membeli oleh-oleh. Beragam kudapan tersaji di situ. Ada kelapa muda yang khusus didatangkan dari Pelabuhan Ratu Sukabumi hingga es doger yang sensasi rasanya bisa membuat lidah ‘keblinger’. Tak ketinggalan batagor yang bisa menggedor kantong kita untuk membuat repeat order. Pokoknya semua ada.

Kisah berlanjut. Saya pun memilih es doger kesukaan keluarga. Tak berapa lama, seorang gila ikut antri bersama saya. Yap orang gila!  Sosoknya gelap, tak berbaju. Rambutnya gimbal. Celananya lusuh dan compang-camping. Melihat itu, sontak para pembeli pun menjauh. Itu semua cukup membuat  saya risi. Namun perasaan itu hilang, ketika melihat sikap penjual es doger yang tetap tenang menanggapi kedatangan orang gila itu. Tanpa takut, ia menanyakan apa maksudnya ikut antri, apakah memang ingin meminta es doger jualannya?Orang gila itu menganggukkan kepalanya berkali-kali seolah ingin menyatakan ‘ya’. Saya pun luluh dan mengikhlaskan es doger pesanan saya untuk diberikan lebih dulu kepada orang gila itu. Tak dinyana, orang gila itu menolak. Dengan bahasa tubuhnya, ia minta pesanan itu dikembalikan kepada saya dan dia menunggu pesanannya sesuai urutan antrean. Setelah dia pergi, saya sodorkan sejumlah uang untuk membayari es doger itu. Kali ini giliran sang  pedagang yang menolak halus dengan senyumannya yang ramah.
Subhanallah, saya tepekur lama oleh pemandangan langka ini. Pertama, sikap penjual es doger yang begitu tulus dan ramah melayani orang gila ini. Meski sederhana, namun ini cermin kepedulian yang luar biasa yang bisa dilakukannya dan tidak semua kita bisa melakukannya. Kedua, sikap orang gila yang ternyata tidak melulu ‘gila’, ia masih mau antre dan tidak mau mendapatkan fasilitas ‘shortcut’ mendahului gilirannya. Meski aneh, namun sikap ini rasanya berlawanan dengan arus kebanyakan yang tidak suka dan sabar mengantre.
Muslimpreneur, fenomena orang gila kini sudah semakin mengkhawatirkan.   Menurut catatan WHO (2006), terdapat 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa atau depresi. Dari jumlah itu, menurut catatan Departemen Kesehatan, 2,5 jutanya telah menjadi pasien Rumah Sakit Jiwa di seluruh Indonesia (Media Indonesia, 25 Agustus 2008). Data ini belum termasuk  tambahan pasien lain yang datang dari caleg yang batal menjadi aleg di DPR/DPRD. Meski lawas, namun data ini cukup untuk menunjukkan bahwa ini jumlah yang tidak sedikit! Terlebih sekarang, ketika depresi sangat mudah mendera bangsa ini dari semua pintu problem yang tersedia sangat banyak di negeri ini.
Yap, orang gila memang sosok korban yang kalah dalam peran pembangunan kapitalistik. Bahkan ada yang ekstrim menyebutnya sebagai residu pembangunan. Pemerintah menamakannya sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Apapun namanya, ia merujuk pada satu hal, yakni menjadi satu dari begitu banyak problem umat yang diakibatkan pembangunan kapitalistik.
Sebuah studi di Malaysia menjelaskan kepada kita bagaimana semua ini terjadi.Ide pembangunan kapitalistik  bermula di Amerika pada tahun 1947.  Amerika menjanjikan “pembangunan” ala Kapitalis atau Pasca-Klasikal kepada negeri-negeri Muslim yang baru ‘dimerdekakan’ ketika itu. Paradigmanya, menurut Rostow, tokoh utama falsafah pembangunan Pasca-Klasikal, dalam usaha mencapai kemajuan,  agama mestilah dihapuskan  karena ia dianggap sebagai penghalang (cultural block) bagi pembangunan. Pemikiran ini bersumber dari  paradigma sekulerisme yang memang memandang agama (Islam) sebagai bagian yang terpisah dari kehidupan. Jelas sudah, Islam yang membawa tata aturan lengkap dalam seluruh aspek kehidupan dicampakkan dan digantikan dengan tata aturan yang dibuat oleh manusia. Asas halal dan haram dihilangkan, digantikan dengan asas manfaat. Tujuan menghalalkan segala cara. Kebahagiaan hidup hanya diukur oleh 4 F, yakni kebahagian berbasis food, fashion, fun dan free sex. Akibatnya, pembangunan ala kapitalistik hanya dapat ‘dinikmati’ oleh mereka yang taat, tunduk dan patuh pada tata aturan sekuler yang menghalalkan segala cara. Mereka yang tidak setuju tidak bisa ikut ‘maju’, akan tersingkir, depresi lalu berubah menjadi residu pembangunan! Residu sebagai kriminal, gelandangan, pengemis, WTS, perilaku sex menyimpang (homo, lesbi dkk) dan akhirnya gila! Sesuatu yang tidak pernah terjadi ketika  Islam diterapkan di dua per tiga belahan dunia menjadi rahmat bagi semesta selama 14 abad!  Kontras memang. Kapitalisme menghasilkan residu pembangunan, sementara Islam menghasilkan kebahagiaan bagi semua umat, rahmatan lil ‘alamin.
Muslimpreneur, perhelatan Muslim Entrepreneur Forum memang sudah lama usai. Program-program tindak lanjutnya bagi pengusaha-pengusaha alumninya juga sudah bergulir di daerah-daerah. Namun pesan strategisnya agar kita benar-benar menjadi  pebisnis yang berkarakter ‘berkat’, berkah dan pejuang tak bisa ditunda-tunda lagi!  Problem umat sudah sangat banyak, tak elok jika pengusaha muslim justru turut andil memperbanyak atau bahkan menjadi bagian dari problem itu. Pengusaha Muslim harus ambil bagian dalam perjuangan untuk mengenyahkan kapitalisme dan menggantikannya dengan Islam. Jangan malah menikmatinya atau bahkan ikut andil menjadi penghasil residu pembangunan![] [www.globalmuslim.web.id]

Kamis, 29 November 2012

Aku Ingin Segera Menikah Demi Menjaga Kesucian Diri


Aku Ingin Segera Menikah Demi Menjaga Kesucian DiriSetiap insan pasti ingin melengkapi hidupnya dengan menikah bersama orang yang dicintai, sungguh aneh jika ada orang yang tak ingin menikah. Namun sering kali banyak rintangan yang harus dihadapi ketika hendak menikah. Itu adalah ujian dari Allah.

Setiap orang pasti menghadapi ujian yang berbeda-beda. Ada yang masalahnya belum mampu secara materi, karena orangtua, pekerjaan, masih sekolah/kuliah, jodoh yang tak kunjung datang, dan sebagainya.
Munculnya keinginan untuk menikah adalah hal yang patut disyukuri, sebab dengan menikah hidup seseorang menjadi lebih lengkap dan tentunya menikah adalah sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat dianjurkan. Apatah lagi jika niatan menikah muncul karena ingin menjaga kesucian diri. Menikah adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan terlarang.

Namun kembali lagi, berbagai rintangan yang harus dihadapi ketika ingin melangkah ke jenjang pernikahan sering membuat seseorang menjadi gundah gulana.
Tetapi jangan sedih apalagi putus asa, ada janji yang indah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disampaikan melalui lisan Rasul-Nya, bahwa Allah akan menolong mereka yang menikah demi menjaga kesucian dirinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“…janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Qs. Az-Zumar: 53)
Untuk itu, tetap berusaha dan jangan berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah. Berusaha dengan jalan-jalan yang halal, berusaha memperbaiki diri dan berusaha banyak melakukan amal shalih untuk mendekatkan diri kepada-Nya, karena ini adalah sebaik-baik jalan agar diberi pertolongan oleh Allah. Dan jangan lupa berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan berprasangka baik kepada-Nya bahwa Dia pasti akan mengabulkan do’a orang yang memohon kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nur: 32)

“Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” (Qs. Ghafir: 60)
Insya Allah, jika ikhlas berniat ingin menikah untuk menjaga kesucian diri, kita termasuk orang yang dijanjikan akan ditolong oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang pasti ditolong oleh Allah: orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang ingin menebus dirinya (dengan membayar uang kepada majikannya) dan orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.” (HR.at-Tirmidzi, no. 1655 dan an-Nasa-I, no. 3120, dinyatakan hasan oleh Imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani).
Wallahu a’lam

Mantan Tentara Bashar Al Assad: ‘Kami Ingin Hukum Allah Tegak’


SORE hari, saat kami stand-by di klinik, tiba-tiba saja datang dua orang pemuda. Seorang di antaranya memakai baju tentara. Ia mengantarkan temannya yang menderita demam. Dari informasi petugas klinik lainnya, kami tahu bahwa orang berbaju tentara itu adalah mantan tentara Bashar Asad yang kini membelot untuk bergabung bersama gerilyawan. Sembari menunggu jadwal pemeriksaan temannya, kami mengajaknya bincang-bincang sejenak. Berikut petikan wawancara kami.
Bisa Anda perkenalkan diri?
Nama saya Muhammad. Usia 21 tahun. Saya dulu tentara pemerintah Bashar Assad dengan pangkat baru bintara, bertugas di Aleppo. Saya Sunni.
Mengapa Anda waktu itu bergabung dengan tentara Assad yang dikuasai kaum Alawiyin/Nushairiyah?
Ya, waktu itu saya ingin menjadi tentara saja. Tidak ada tendensi apa-apa selain menjalani kehidupan manusia normal sebagai tentara. Itu saja.
Sejak kapan Anda membelot?
Lima bulan lalu.
Sebabnya?
Saya tidak tahan dengan kedzaliman yang saya saksikan di depan mata kepala saya sendiri. Saya dilarang shalat, dilarang shaum. Kami, para tentara diperintah untuk membunuh warga sendiri. Kalau tidak mau membunuh, kami dihukum.
Anda pernah membunuh kaum Muslim?
Alhamdulillah tidak. Saya kebetulan bertugas menjaga markas.
Bagaimana cara Anda melarikan diri dari kesatuan?
Waktu itu bersama dengan 21 teman saya lainnya mengajukan cuti. Habis itu tidak kembali, dan kami bergabung dengan Jaisyul Hurr (Tentara Pembebasan).
Bagaimana nasib keluarga Anda ketika diketahui Anda membelot? Bukankah Assad dikenal menghabisi keluarga musuh-musuhnya?
Untuk beberapa bulan ini pemerintah tidak mungkin  bisa memeriksa satu per satu tentara yang membelot untuk kemudian menemukan keluarganya. Jumlah pasukan yang membelot sangat banyak. Sementara mereka kekurangan orang yang bertugas mencari-cari data keluarga pembelot.
Tentara Bashar Assad begitu kejam membunuhi rakyatnya. Apa spirit yang dipompakan kepada mereka sehingga bisa berlaku sekejam itu?
Kami selalu ditekankan bahwa yang kami lawan adalah teroris.
Meski fakta di lapangan yang dibunuh adalah wanita dan anak-anak?
Ya, benar. Prinsip yang selalu ditekankan kepada kami adalah: habisi mereka dahulu sebelum engkau dihabisi mereka.
Kabarnya Bashar Assad disupport tenaga tempur dari Iran dan Rusia?
Ya, benar. Orang-orang Iran dan Rusia memegang peran strategis dalam perang ini, seperti menerbangkan pesawat tempur dan menembakkan roket. Selain itu, juga disupport tenaga tempur dari Hizbullah (Lebanon)  dan Jaisy Al-Mahdi.
Catatan: kawan Muhammad menambahkan kaum Alawiyin dari Turki juga bergabung dengan tentara Bashar Asad.
Apa motivasi mereka membantu Bashar Assad?
Kalau orang-orang Iran, mereka menganggap ini sebagai jihad. Kalau mereka mati, mereka yakin mati syahid.
Di antara pasukan Bashar ada yang mengaku sebagai orang Islam. Bahkan tentara Iran meniatkan perang sebagai jihad. Apakah saat berperang juga kalian bertakbir sebagaimana para gerilyawan?
Tidak ada takbir sama sekali. Yang ada hanya rasa takut yang mencekam.
Menurut pengamatan Anda, berapa lama Bashar Assad akan sanggup bertahan?
Hmm…paling sekitar 3 bulan.
Alasannya?
Anda bisa lihat sendiri banyak daerah sudah dikuasai Jaisul Khurr. Tentara pemerintah sekarang dalam kondisi terkepun, seperti di Idlib dan Aleppo.
Pertanyaan terakhir. Apa tujuan Anda ikut memerangi Bashar Asad, apakah untuk kebebasan, demokrasi, atau …  ?
Tidak. Kami memerangi Bashar Asad karena ingin menegakkan hukum Allah.
[AS/AY, Tim Ketiga Relawan Kemanusiaan HASI Suriah/www.globalmuslim.web.id]

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...