Pages

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang & persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Sabtu, 16 Juli 2011

Pernyataan Heraclius, Kaisar Roma tentang Rasulullah dan Islam


Pernyataan Heraclius, Kaisar Roma tentang Rasulullah dan Islam
Oleh: Achmadoel Fadjri


Mengutip dan menyimpulkan kisah dari buku Sirah Nabawiyah karangan Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi. Percakapan antara Heraclius, kaisar Romawi dengan Abu Sofyan, paman Rasul sendiri yang pada saat itu belum masuk Islam dan sedang berdagang di Syam. Disaat yang sama korespondensi oleh Rasul melalui utusan beliau Dihyah bin Khalifah Al Kalby kepada Kaisar Roma yang sedang berkuasa, Heraklius, pada akhir tahun 6 H.

Heraklius yang saat itu berada di Baitul Maqdis mengundang Abu Sufyan untuk ikut pertemuan dimana dihadiri para pembesar Roma. Heraklius mengajukan beberapa pertanyaan 'spekulatif' kepada Abu Sufyan tentang Rasul dan ajaran (Islam) yang dibawa Muhammad. Berikut pertanyaan sekaligus jawaban dari Heraclius.

- Aku sudah menanyakan kepadamu (Abu Sufyan) tentang nasabnya (Muhammad), lalu kau katakan bahwa dia adalah orang yang terpandang di antara kalian. Memang begitulah para rasul yang diutus disuatu nasab dari kaumnya.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, apakah pernah ada seseorang diantara kalian sebelumnya yang mengatakan seperti apa yang dikatakannya (Rasul)? Lalu engkau (Abu Sufyan) mengatakan, tidak ada."
Heraklius berkata sendiri, "Andaikata ada seseorang yang berkata seperti itu sebelumnya, tentu akan kukatakan bahwa, 'memang ada seseorang yang mengikuti perkataan yang pernah disampaikan sebelumnya'.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, apakah diantara bapak-bapaknya ada yang menjadi raja? Engkau jawab, tidak ada."
Heraklius berkata sendiri, "Kalaupun di antara bapak-bapaknya ada yang menjadi raja, tentu akan kukatakan, 'Memang di sana ada orang yang sebenarnya mencari-cari kerajaan bapaknya'.

- Aku sudah menanyakan padamu, apakah kalian menuduhnya pembohong sebelum dia mengatakan apa yang dikatakannya? Engkau jawab, tidak. Memang aku tahu tidak mungkin dia berdusta terhadap manusia dan terhadap Allah.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, apakah yang mengikutinya dari kalangan orang2 yang terpandang ataukah orang2 yang lemah? Engkau katakan orang orang lemahlah yang mengikutinya. Memang begitulah pengikut para rasul.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, adakah seseorang yg murtad dari agamanya karena benci terhadap agamanya itu setelah dia memasukinya? Engkau katakan, tidak ada. Memang begitulah jika iman sudah meresap ke dalam hati.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, apakah dia pernah berkhianat? Engkau katakan, tidak pernah. Memang begitulah para rasul yg tidak pernah berkhianat.

- Aku sudah menanyakan kepadamu, apa yang dia perintahkan? Engkau katakan, bahwa dia menyuruh kalian untuk menyembah Allah, tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, melarang kalian menyembah berhala, menyuruh kalian mendirikan sholat, bershadaqah, jujur dan menjaga kehormatan diri. Jika yang engkau katakan ini benar, maka dia akan menguasai tempat kedua kakiku berpijak saat ini. Jauh-jauh sebelumnya aku sudah menyadari bahwa orang seperti dia akan muncul, dan aku tidak menduga bahwa dia berasal dari tengah kalian. Andaikata aku bisa bebas bertemu dengannya, maka aku lebih memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di hadapannya, tentu akan kubasuh kedua telapak kakinya.

Setelah itu Heraclius meminta surat Rasulullah SAW dan membacanya.

Inilah Cara Shalahuddin Al-Ayyubi Merebut Baitul Maqdis

Bagaimana sikap umat Islam ketika Masjid Al-Aqsha diserang? Kemana para mujahid? Ada apa dengan kaum muslimin? Tidak kah merasa terusik, seperti terusiknya pendeta Kristen bernama Peters Amiens, tatkala Baitul Maqdis dianggap telah dikuasai umat Islam pada tahun 1094. Sampai-sampai ia membangkitkan semangat raja-raja Kristen di Eropa agar segera merebut tanah suci itu, lalu menduduki dan menguasainya.
Diprovokasinya Kaisar Elexius Komeninus dari Byzantium (Konstantinopel) oleh Peter Amiens, agar waspada terhadap kemungkinan kekuasaan Islam Saljuk menguasai imperium konstantin yang besar itu. Kaisar pun terprovok, lalu menyampaikan permohonan kepada Paus Urbanus II agar segera mengeluarkan perintah suci kepada raja-raja di benua Eropa untuk mengumpulkan kekuatan, merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum muslimin. Ringkasnya, Paus mengabulkan permohonan itu. ”Deus La Volts” (Demikianlah kehendak Tuhan). Seperti itulah seruan ”jihad suci” dari mulut sang Paus, sebagai sebagai tanda dimulainya Perang Salib.
”Fatwa” Paus yang terkenal adalah: ”Barangsiapa yang bersedia masuk dalam angkatan perang suci itu, akan diampunilah sekalian dosanya, kecil ataupun besar.” Perang Salib I (1097-1099) pun diberi keistimewaan sebagai penebus dosa. Prancis, Bourgandia dan Normandia adalah bangsa Eropa pertama yang mendaftarkan diri sebagai ”relawan jihad”. Mereka dipimpin oleh raja dan kaum bangsawan, seperti Godfrey dari Bourgandia, Duke dari Loftharingen dan sebagainya. Hampir 100 ribu tentara yang tergabung dalam pasukan itu.
Dari Konstantinopel, mereka melancarkan serangan ke negeri-negeri Islam, lalu Palestina sebagai tujuan akhir. Pada tahun 1099 M (492 H), terkepunglah tanah suci Palestina dengan kekuatan 40 ribu tentara yang tersisa, sedangkan tentara Mesir yang mempertahankan kota hanya seribu orang saja. Setelah pengepungan selama 15 hari jatuhlah pertahanan kota dan masuklah tentara Salib ke Baitul Maqdis (Palestina).
Saat Palestina ditaklukkan kaum salib, umat Islam mendapatkan perlakuan keji yang sulit dilupakan. Ahli-ahli sejarah perang salib mengakui terjadinya kebiadaban itu: orang Islam dipaksa menjatuhkan diri dari puncak benteng, dibakar hidup-hidup, ditarik ke jalan raya dengan kuda-kuda perang mereka sampai mati, kemudian mayatnya ditumpuk seperti menimbun sampah.
Ini sekadar gambaran, bahwa kaum Salibis saja begitu terusik ketika Baitul Maqdis yang diklaim sebagai tanah suci mereka, lalu dengan segera dibentuk angkatan perang salib hingga tiga gelombang. Seharusnya, kaum muslimin di seluruh negeri bangkit, lebih bersemangat untuk tampil sebagai pembela Al Aqsha.
Seruan jihad itu bukan tidak pernah dikumandangkan kaum muslimin. Hanya saja, keberadaan khalifah di Baghdad dibawah kuasa sultan-sultan Saljuk ketika itu sedemikian lemahnya, sehingga yang tinggal hanya gelar khalifahnya saja, sedang kekuasaanya nihil. Ada pula khalifah Fathimiah di Mesir, tetapi tidak berdaya merebut kembali Baitul Maqdis. Saat itu, moral raja-raja Islam berada pada titik terendah, mereka berpecah belah, cakar-cakaran karena berebut kekuasaan. Kebencian itu amat mendalam diantara mahzab Sunni dan Syi’ah. Akibatnya, mereka tidak peduli Baitul Maqdis dikuasai agama lain.
Dalam Perang Salib II tampillah Nuruddin, Asaduddin, dan Shalahuddin, yang tentaranya terdiri dari bangsa Arab, Turki dan Kurdi. Kekuatan ini full menjadi satu. Pasukan muslim ini berhasil menghalau kaum salibis dari Mesir. Tahukah, bagaimana kiat Shalahuddin Al Ayyubi (Saladin) merebut Baitul Maqdis?
Shalahuddin berkeyakinan, untuk berjihad memerangi pasukan salib, ia harus mempersatukan Mesir dan Suria (Syam) terlebih dahulu. Sebab, jika pecah sulit bagi pasukan Islam mengusir musuh. Mesir yang sebelumnya diperintahkan kerajaan Fathimiyah yang berpaham Syi’ah, dan Syam berpaham Sunnah. Oleh Shalahuddin disatukanlah Mesir dan Syam dengan mahzab Syafi’i, sehingga keduanya menjadi sejalan dibawah komando Shalahuddin. Yang menarik, Shalahuddin pun memerangi kaum Ismailiah atau Bathiniah yang sangat merugikan Islam.
Mesir dan Syam pun tunduk dibawah titah Shalahuddin. Sejumlah ekspedisi militer dilakukan sebagai tahapan merebut kembali Baitul Maqdis. Ketika itu Shalahuddin memerintahkan abangnya Tauran Syah pergi menaklukkan Yaman, termasuk Hijaz (Makkah-Madinah) lebih dulu takluk dibawah Mesir yang dipimpin Shalahuddin.
Pada tahun 1175, atas permintaan Shalahuddin, khalifah di Baghdad mengeluarkan keputusan: mengakui Shalahuddin sebagai penguasa bagi negeri Mesir, Maghribi, Naubah, Jazirah Arab bagian Barat, Palestina dan Syiria tengah. Dari pengalamannya bertempur, Shalahuddin mempelajari penyebab keruntuhan dan kekalahan Islam selama ini, diantaranya adalah perpecahan para raja dan pemimpinnya. Yang satu ingin kejatuhan yang lain, agar berkuasa sendiri. Sebab lainnya adalah akibat pengkhianatan wazir di Mesir, yang sudi berhubungan rahasia dengan pihak musuh, asal mereka mendapat jaminan kekuasaan.
Mengapa Shalahuddin memerangi raja-raja Islam? Beliau yakin bahwa Amir-amir (Gubernur) ini tidak akan kuat bertahan menghadapi tentara Salib, apalagi jika tidak ada kesatuan komando. Dikhawatirkan, para amir itu akan meletakkan senjatanya dan membuat perdamaian sendiri dengan musuh. Yang ada dalam otaknya adalah harta dan tahta tetap ada dalam genggamannya.
Teori perang Shalahuddin itu terbukti di kemudian hari, ketika Raja Abdullah dari bangsa Arab, membuat perdamaian sendiri dengan opsir tinggi Inggris, saat perang sedang berkecamuk. Bukankah ini pengkhianatan. Karena itulah, Shalahuddin lebih dulu membersihkan raja-raja Arab sebelum ia menghadapi musuh sesungguhnya: Kaum Salib.
Satu hal yang menjadi faktor kemenangan adalah membangun kepribadian dari seorang pemimpin dan para mujahid. Ada kesadaran dalam diri Shalahuddin, bahwa sebelum dia mempersatukan orang lain, ia harus mempersatukan pribadinya dengan Tuhan. Sebelum dia menyuruh orang lain berdisiplin diri, ia harus lebih dulu mendisiplinkan diri. Intinya, ia harus menundukkan dirinya sebelum menundukkan musuhnya.
Shalahuddin seperti sedang mengingatkan, yang datang ini adalah Raja-raja Eropa, bukan raja sembarangan. Mereka adalah musuh yang paling kuat persenjataan dan pasukannya. Tanda Salib saja bisa membangkitkan semangat juangnya. ”Apa arti perjuangan Islam, kalau pemimpin peperangan melawan musuh Islam itu bukan seorang muslim sejati? Rahasia kemenangan Nabi Muhammad Saw dalam segala peperangan adalah karena kekuatan iman dan kesabaran,” demikian (alm) Buya Hamka pernah berujar.
Kepribadian dan kesalehan. Itulah pelajaran pertama yang harus dimiliki tentara Allah. Shalahuddin adalah teladan bagi pasukannya. Shalatnya selalu berjamaah, puasa setiap Senin-Kamis tak pernah ditinggalkan, sekalipun sedang dalam pertempuran. Ia senang sekali mendengarkan qari membaca Al Qur’an, bahkan kerap menangis saat menyimaknya. Di malam peperangan pun, ulama-ulama hadits diminta membacakan beberapa hadits dihadapannya. Hebatnya, Shalahuddin jarang sekali meninggalkan shalat Tahajjud.
Selain menyiapkan pasukan, persenjataan, strategi dan diplomasi yang jitu, setiap mujahid harus melatih mental dan kepribadiannya secara vertikal. Inilah yang menjadi modal utama tentara Allah kala menghadapi musuh yang kuat tentara dan persenjataannya. Al Aqsha pun dapat direbut kembali ke pangkuan kaum muslimin. ■ Desastian

Hikmah Rasulullah SAW Melarang Ummatnya Makan / Minum Sambil Berdiri!



عن أنس وقتادة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم ” أنه نهى أن يشرب الرجل قائماً قال قتادة : فقلنا فالأكل ؟ فقال : ذاك أشر و أخبث


Dari Anas dan Qatadah radhiallaahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
“Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”.
Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?”beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لا يشربن أحدكم قائما ، فمن نسي فليستقئ

“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)

Rahasia Medis

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat,lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!

Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.

Dr. Ibrahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus –menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Nah. Jika kita minum berdiri air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter.

Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum. Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang tidak mendapat hidayah Islam. [] dari berbagai sumber [al-khilafah]

Al-Qur'an dan Sains: Bentuk Bulat Bumi

bumi-_110713182356-797.jpg (360×260)Oleh: DR Abdul Basith Jamal & DR Daliya Shadiq Jamal

Pada masa lalu, keyakinan yang menjadi pendapat umum pada saat itu, menyatakan bahwa bumi mempunyai batasan akhir yang sekiranya manusia melewati batas itu, ia akan jatuh ke luar angkasa.

Namun lama kemudian, ternyata keyakinan mereka bertentangan dengan realitas yang mereka temukan sendiri. Mereka mendapatkan, ketika seseorang berjalan dan terus menelusuri semua permukaan bumi, dia tidak bisa terlepas dari luar lingkup permukaan bumi dan tidak terlempar ke luar angkasa.

Realitas yang mereka dapatkan ini, mendorong mereka untuk berpikir dan melakukan penelitian-penelitian berkenaan dengan bentuk sebenarnya dari bumi yang mereka huni. Bukti-bukti yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa bumi, ternyata berbentuk bulat.

Salah satu dari bukti yang mereka dapatkan adalah bagian atas kapal laut yang terlihat lebih dahulu daripada bagian bawahnya. Mereka berpikir, kalau sekiranya bumi tidak berbentuk bulat, maka ke dua bagian akan terlihat dalam waktu yang bersamaan. Bukti lain yang mereka dapatkan adalah lengkungan langit yang akan terlihat bulat pada jarak terjauh dari yang dapat dilihat oleh mata mereka di atas permukaan lautan.

Demikianlah, pengetahuan manusia tentang bentuk bumi, mengalami perkembangan. Dan dengan kemajuan teknologi luar angkasa dan satelit, para ilmuwan telah berhasil mengambil gambar sesungguhnya dari planet bumi. Gambar yang berhasil mereka ambil, membuktikan bahwa bumi memiliki bentuk lonjong seperti bentuk telur yang mendekati bulat.

Mereka tidak mengetahui, bahwa Al-Qur'an telah menyatakan hal yang sama sejak 14 abad yang lalu. Dalam salah satu ayatnya yang terdapat dalam surah An-Nazi’at ayat 30, Allah SWT berfirman: “Dan bumi setelah itu dihamparkan-Nya.”

Maksudnya, Allah telah menciptakan bumi dengan membentangkannya dalam bentuk seperti lonjong telur, yang memiliki dua bagian atau dua kutub yang berbeda sifatnya, antara bagian atas dan bagian bawahnya. Bentuk bumi serupa dengan bentuk telor ini, di mana bumi terdiri dari dua kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Masing-masing kutub, kondisinya berbeda dari yang lainnya.

Ungkapan ‘setelah itu’ dalam ayat di atas, juga mengisyaratkan adanya peristiwa alamiah yang mendahului pembentangan bumi, yaitu penciptaan inti bumi dan lapisan-lapisannya.

Peta Misterius Benua Selatan

Oleh: Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar
Apa yang mutlak harus dimiliki oleh seorang penguasa, sebelum dia bisa memerintah dengan efektif? Jawabanya adalah: peta! Dengan peta para penguasa dapat mengetahui wilayah kedaulatan yang harus dijaganya, dan wilayah asing yang harus dia waspadai. Dengan peta juga para penguasa mengetahui sebaran sumberdayanya, baik alam, infrastruktur, fasilitas produksi, hingga sebaran penduduk.
Inilah yang membuat para penguasa zaman dahulu selalu dekat dengan para geografer atau para ahli pembuat peta. Karena itu tidak heran, bahwa salah satu peninggalan zaman keemasan Khilafah Utsmaniyah adalah peta, dan yang paling terkenal dari itu adalah peta Piri Rais.
Peta Piri Rais adalah sebuah peta dunia yang dibuat abad-16 oleh seorang laksamana, geografer dan kartografer Turki Utsmani, Piri Rais, ditanggali pada bulan Muharram 919 H (1513 M) dan dipresentasikan untuk Sultan Salim pada 1517 M. Peta ini menunjukkan pantai barat Eropa dan Afrika utara dengan tingkat ketelitian yang masuk akal, hingga pantai Brazil yang saat itu sudah dikenal. Beberapa pulau di Atlantik seperti Azores dan Kepulauan Canary, bahkan pulau mistis Antillia juga dimuat. Yang unik, peta ini menunjukkan sebuah daratan di selatan yang merupakan bukti atau dugaan paling awal atas eksistensi benua Antartika.
Peta ini dibuat di atas kulit kijang dengan beberapa ukuran yang berkisar 90 cm x 65 cm. Pada saat ini yang masih dapat diselamatkan memuat pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan. Dalam legendanya, Piri menuliskan bahwa peta ini dikompilasi dari sekitar dua puluh peta, mulai dari delapan peta Romawi kuno buatan Ptolomeus zaman Alexander Agung, beberapa peta Arab atas India (mungkin karya Ibnu Batutah), peta Portugis atas beberapa penjelajahan Samudera, dan sebuah peta karya Qulûnbû (Columbus) atas benua baru.
Ada sejumlah debat ilmiah atas peta sumber ini. Ada yang mengatakan sumbernya lebih dari 20, bahkan sampai 34. Sebagian bahkan menduga peta-peta itu ditemukan dari perpustakaan kuno Alexandria. Peta Piri Rais ditemukan kembali ketika tahun 1929 istana Topkapi di Istanbul akan diubah menjadi museum. Peta Piri Rais ini menjadi menarik karena merupakan peta pertama tentang Amerika dan peta satu-satunya dari abad 16 yang menunjukkan benua Amerika Selatan dalam posisi lintang dan bujur yang proporsional terhadap Afrika. Lama para geografer mencari “peta yang hilang” dari Columbus. Setelah membaca penemuan tersebut di surat kabar The Illustrated London News, Menlu AS Henry L Stimson mengontak Dubes AS di Turki Charles H Sherril dan meminta investigasi untuk menemukan sumber peta Columbus, yang mungkin masih ada di Turki. Sayangnya pemerintah Turki tidak menemukan peta tersebut.
Saat ini peta Piri Rais disimpan di Perpustakaan Istana Topkapi namun tidak dipamerkan kepada umum.
Beberapa pakar seperti Charles Hapgood, Gregory McIntosh dan Gavin Menzies menemukan beberapa ketakakuratan geometri peta Piri Rais yang kemungkinan timbul karena perbedaan sistem proyeksi dari peta-peta sumbernya dan keterbatasan alat gambar pada zaman itu.
Yang menarik adalah bahwa sebagian analis tersebut mengatakan bahwa peta Piri Rais berhipotesis tentang eksistensi benua selatan (Antartika). Sepertinya Piri Rais percaya bahwa benua selatan ini harus ada untuk mengimbangi benua-benua yang secara massif hadir di belahan bumi utara. Hanya saja apakah benua itu merupakan kelanjutan dari benua Amerika sebelah selatan, atau terpisah, tentu saja saat itu belum bisa dipastikan. Antartika baru dilihat manusia pertama kali tahun 1820, dan keseluruhan garis pantainya baru dikenal setelah ditemukan pesawat udara abad-20.[]

Konferensi Rajab 1432 H : Kesadaran dan Komitmen Perjuangan


Alhamdulillahirabbil ‘alamin, tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sebab , hanya berkat pertolongan-Nya, acara konferensi Rajab 1432 Hijriyah berlangsung dengan baik. Tentu masih ada kekurangan di sana-sini, tapi secara umum acara yang berlangsung di 29 kota di seluruh Indonesia ini bisa dikatakan sukses. Rangkaian marathon konferensi Rajab yang dimulai dari kota Banjarmasin ( 2/06/2011) hingga puncaknya di Jakarta (29/06/2011). Opini tentang kewajiban syariah dan Khilafah pun semakin menggema di seluruh nusantara mulai Aceh hingga Papua. Dukungan pun semakin menguat dari masyarakat, para intelektual, tokoh, dan ulama.

Tentu ada yang mempertanyakan, apa pentingnya konferensi Rajab ini bagi umat Islam. Apalagi dilakukan secara massal yang pasti menyedot energi dan dana yang tidak sedikit. Perlu kita garis bawahi, konferensi Rajab ini adalah sekedar pilihan uslub (teknis) dalam thoriqoh (metode) dakwah yang ditempuh oleh Hizbut Tahrir. Adapun substansinya adalah bagaimana memperkuat kesadaran masyarakat tentang kewajiban menegakkan Islam (syariah dan Khilafah) dan memperkokoh komitmen umat untuk ikut terlibat dan berkorban memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah.

Dua hal ini - kesadaran dan komitmen - adalah perkara yang penting dalam perubahan masyarakat. Kesadaran akan membentuk opini umum yang akan menggiring dan menggerakkan masyarakat untuk menuntut perubahan dengan tegaknya Khilafah. Sementara komitmen untuk berpartisipasi dan berkorban akan menentukan keberhasilan dari perjuangan yang membutuhkan dukungan penuh dengan kerelaan berkorban pada jalan yang penuh tantangan dan ujian.

Sejak awal materi-materi dari Konferensi Rajab 1432 H memang ditujukan ke arah sana. Materi pertama- Indonesia dalam cengkraman kapitalisme global - memberikan pemahaman bahwa sesungguhnya Indonesia masih dijajah dengan berbagai bentuk dan cara. Diharapkan muncul pemahaman bahwa pangkal dari segala persoalan di Indonesia dan dunia Islam adalah penjajahan kapitalisme global. Tidak berhenti sampai disana, dijelaskan pula solusi yang shohih yaitu penerapan syariah Islam secara menyeluruh . Dan hal ini mutlak membutuhkan keberadaan Khilafah sebagai institusi politiknya.

Pada pemaparan yang ketiga, kita memberikan gambaran yang lebih detil, bagaimana penerapan syariah Islam di bawah naungan Khilafah akan mampu menciptakan kejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Bukan sekedar kesejahteraan material berupa jaminan terhadap terpenuhinya kebutuhan primer tiap individu rakyat seperti sandang, pangan, papan, kesehatan gratis danpendidikan gratis. Tapi juga terlindunginya kesucian agamanya, keselamatan dirinya, terlindungi akalnya, dan kehormatan dirinya.

Untuk itu secara detil dipaparkan kebijakan politik negara dalam ekonomi (jaminan pemenuhan pokok tiap individu masyarakat oleh negara , kebijakan pasar , mata uang, distribusi, industri, sumber daya alam, perdagangan , pengelolaan pendapatan dan pengeluaran negara dll). Termasuk kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis. Diharapkan muncul pemahaman bahwa Islam memiliki solusi yang praktis dan memang mampu menyelesaikan persoalan manusia. Secara historis juga digambarkan bahwa syariah Islam memang benar-benar pernah diterapkan dan mampu mensejahterakan selama lebih kurang 13 abad . Hal ini untuk membantah tudingan bahwa syariat Islam hanya sekedar selogan kosong dan utopia.

Materi yang keempat adalah gambaran tentang negara adi daya Khilafah masa depan. Secara potensi Allah SWT telah mempersiapkan umat Islam menjadi umat yang terbaik (khoir ummah) , menjadi negara terdepan dan adi daya dunia. Kita sebenarnya telah memiliki semua syarat untuk menjadi negara adi daya. Mulai dari ideologi (aqidah) yang shohih, syariat Islam yang menyeluruh dan solutif, kekuatan militer yang besar dengan 5,59 juta tentara aktif , ekonomi yang kaya mengusai lebih dari 70 % cadangan minyak dunia , demografis dengan populasi 1,5 milyar penduduk . Hingga geo-politik strategis dengan kontrol penuh atas rute-rute laut yang paling penting di dunia dari Selat Gibraltar, Mediterania (Laut Tengah), Bosporus, Terusan Suez, Samudera India hingga Selat Malaka. Yang kita butuhkan hanyalah satu : yakni adanya daulah Khilafah Islam yang menyatukan potensi itu hingga menjadi kekuatan riil negara adi daya.

Berbeda dengan Barat (ideologi Kapitalisme), kesejahtraan yang akan diciptakan oleh Ideologi Islam adalah kesejahteraan untuk seluruh umat manusia, bukan dengan cara mengeksploitasi dan merampok wilayah lain. Dan yang terpenting kesejahteraan itu penuh dengan nilai ruhiyah karena diperoleh dengan cara yang benar dan ditujukan untuk mendapat ridho Allah SWT.

Kesadaran-kesadaran di atas semakin diperkokoh dengan janji Allah SWT akan kemenangan Islam dan kembalinya Daulah Khilafah pada materi kelima. Di antara janji Allah SWT yang diberikan kepada umat Islam adalah istikhlaf fi al-ardh. Istikhlaf fi al-ardh bermakna menjadi penguasa atau pengatur urusan manusia (khalifah atau imam) di seluruh dunia. Istikhlaf tidak memiliki makna lain selain penganugerahan kekuasaan dan tugas pengaturan urusan manusia di seluruh dunia. Janji yang agung ini difirmankan Allah SWT dalam al-Quran dan Sunnah Rosulullah SAW. Kalau Allah dan Rosul-Nya sudah menjanjikan atas dasar apalagi kita meragukan kemenangan ini ?

Materi terakhir berupa Seruah Hangat dari Hizbut Tahrir Indonesia intinya mengajak umat Islam untuk berkomitmen memperjuangkan syariah dan Khilafah ini. Bukan hanya sadar dalam pengertian sekedar tahu, tapi juga terlibat langsung dalam perjuangan ini dengan segala pengorbanannya. Sebab, kewajiban penegakan syariah Islam dan Khilafah adalah masalah kewajiban syari’i yang merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim. Ketiadaan Khilafah telah membuat banyak hukum Allah SWT yang terlantarkan. Ketiadaan Khilafah juga membuat umat Islam dalam keadaan berdosa- matinya seperti mati dalam keadaan jahiliyah- karena tidak memenuhi kewajiban bai’at kepada Kholifah. Karena itu, saat sekarang khilafah belum ada, siapapun yang ingin lepas dari dosa besar ini harus terlibat dalam perjuangan penegakan syariah dan Khilafah.

Seruan Hangat ini juga menjelaskan bagaimana metode Hizbut Tahrir untuk mewujudkan kembali Khilafah yakni dengan cara mengikuti thoriqoh (metode ) Rosulullah SAW. Yakni aktifitas politik berupa pembinaan (tatsqif) , membongkar makar penjajahan (kasyful khuththot), mengkoreksi penguasa (muhasabah lil hukkam), dan meminta pertolongan dari ahlul quwwah (tholabun nushroh). Semua ini dilakukan secara fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politik) dan la madiyah (tanpa kekerasaan).

Semua ini adalah perjuangan yang mulia yang memiliki pahala yang besar dari Allah SWT. Secara khusus HT menyerukan ahlul quwwah (para jenderal dan perwira militer ) untuk mendukung Hizbut Tahrir . Jadilah Anda semua kaum Anshar abad ke-15 Hijrah sebagaimana kaum Anshar pada zaman Rasulullah saw.! Tidakkah Anda semua rindu untuk mendapatkan kehormatan dan kemuliaan seperti yang diperoleh kaum Anshar yang mendukung Rosulullah SAW ? Sungguh, ‘Arasy ar-Rahman telah bergetar karena kematian pemimpin Anshar, Saad bin Muadz ra. Baginda Rasulullah saw. bersabda: ‘Arasy ar-Rahman bergetar karena kematian Saad bin Muadz (HR al-Bukhari dari Jabir ra).

Perjuangan tentu belum selesai dengan berakhirnya Konferensi Rajab. Untuk para aktifis, tidak ada lain, harus tetap sabar dan ikhlas serta sungguh-sungguh dalam berdakwah. Sekali lagi, dakwah adalah soal keikhlasan, kesetiaan dan kesabaran membangun proses dalam membentuk kekuatan jamaah dan kesadaran umat. Untuk umat, juga tidak ada lain kecuali harus secara sungguh-sungguh dan ikhlas mendukung dan berjuang bersama jamaah yang tegas hendak mewujudkan tegaknya syariah dan khilafah,yakni Hizbut Tahrir. Takbir (Farid Wadjdi)

NU, NKRI dan Khilafah

KH Mutawakkil ‘Alallah -- kebetulan nama beliau sama dengan salah satu gelar seorang Khalifah Bani Abasiyah -- Ketua PW NU Jatim menegaskan, bahwa siapapun dan apapun ormasnya yang mengganggu asas Pancasila dan keutuhan NKRI, maka akan berhadapan dengan NU.
Pernyataan keras ini disampaikan sebagaimana dinukileramuslim dari situs on-line NU oleh Kyai tersebut pada acara Harlah NU di Jombang. Ia juga dengan tegas meminta Negara bertindak tegas kepada pengusung ide Khilafah. Peryataan ini tentu mengandung ironi di tengah gagasan penegakan Khilafah yang semakin kuat mendapatkan sambutan hangat dari seluruh komponen ummat – tentu termasuk ummat Nahdliyin.
Bahkan SETARA Institute – sebuah LSM Liberal -- dibuat kaget oleh hasil surveynya sendiri di akhir tahun 2010 ini, bahwa ternyata gagasan Khilafah yang semula asing itu sudah didukung oleh 34,6 % responden. Pernyataan di atas juga tak perlu direaksi secara emosional oleh para pejuang Khilafah, namun cukup ditanggapi secara arif dan argumentative berkepala dingin. Malah sebaiknya menurut kata hikmah Imam Syafii rahimahullah, FA KHOIRU MIN IJABATIHI AS SUKUUT, jawabnya lebih baik diam.
Sebagai respon atas kegelisahan Struktur Nahdliyin (karena tidak semua Nahdliyin menolak Khilafah), maka berbagai fakta empiris historis dan sejumlah narasi normative dari sumber turats Islam klasik serta kuatnya opini syariah dan khilafah di tengah ummat, dapat kiranya dijadikan bahan masukan para pihak penolak Khilafah. Dengan ini mudah-mudahan mampu memberikan bayan (klarifikasi) atas kesalahfaman mereka kepada gagasan tersebut, yang kesemuanya akan diurai secara ringkas di bawah ini.
Sejarah Jejak Keterkaitan Nusantara dengan Khilafah
Adalah sikap ahistoris menolak ide khilafah mengingat ditemukan sejumlah bukti sejarah yang terhubung sangat erat melalui peran Khilafah dengan sejarah lahirnya umat Islam di negeri ini. Terutama masuknya Islam di tanah Jawa tidak bisa dilepaskan peran Khilafah Utsmaniyah Sultan Muhammad I. Khalifah ini secara bergelombang mengutus dai-dai transnasional ke tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam.
Tersebutlah Maulnana Malik Ibrahim (pakar tata negara Turki), Syaikh Jumadil Kubro-Mesir (dimakamkan di komplek Trowulan), Syaikh Maulana Israil, Syaik Ahmad Subakir, Syaikh Samarkand (Asmarokondi), dsb. Dilanjutkan gelombang kedua yang dikenal dengan Wali Songo, diantaranya Sayyid Ja’far Shodiq Al Quds (Sunan Qudus/Ahli Militer) dan Syarif Hidayatullah.
Tokoh-tokoh diatas tak dipungkiri lagi dalam komunitas Nahdliyin dikenal sebagai Waliyullah yang sangat dihormati. Fakta sejarah lain bisa disimak berikut ini:
  • Pasukan khilafah Turki Utsmani tiba di Aceh (1566-1577) termasuk para ahli senjata api, penembak dan para teknisi. untuk mengamankan wilayah Syamatiirah(Sumatera) dari Portugis. Dengan bantuan ini Aceh menyerang Portugis di Malaka.
  • Pengakuan terhadap kebesaran Khilafah dibuktikan dengan adanya dua pucuk surat yang dikirimkan oleh Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah masa Bani Umayah. Surat pertama dikirim kepada Muawiyah dan surat kedua dikirim kepada Umar bin Abdul Aziz.
  • Sebuah medali emas yang dipersembahkan oleh Khalifah Ustmani di Turki kepada utusan Sultan Thaha Syaifuddin yang datang meminta pertolongan Khalifah untuk melawan penjajahan Belanda di Jambi.
  • Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam.
  • Deureuham adalah mata uang Aceh pertama yang diambil dari bahasa Arab dirham. Beratnya 0,57gram kadar 18 karat diameter 1 cm, berhuruf Arab di kedua sisinya.
  • Gelar Sultan Kesulatanan Islam di nusantara dinyatakan sah apalbila telah ditetapkan oleh Syarif Makkah. Syarif Makkah adalah pejabat Khilafah Utmaniah setingkat wali/ Gubernur yang diberi kewenangan mengankat para Sultan.Pada era kolonialisme gelar Sultan amat sangat ditakuti Belanda. Karenaya tidak mengherankan jika Pangeran Diponegoro menyematkan gelarnya: “Senopati Ing Alogo Sultan Abdul Hamid Erucokro Amirul Mukminin Tanah Jowo Sayidi Panotogomo”. Sultan Abdul Hamid adah nama Khalifah Utmaniyah dan Erucokro adalah Sultan Mataram saat itu.
  • Dalam peran internasionalnya NU juga tidak bisa dipisahkan dari perjuangan penegakan Khilafah yang menjadi agenda penting umat Islam saat itu. Sebagai respon terhadap keruntuhan khilafah sebuah komite didirikan di Surabaya pada tanggal 4 Oktober 1924 diketuai oleh Wondosoedirdjo (kemudian dikenal sebagai Wondoamiseno) dari Sarekat Islam dan wakil ketua KHA. Wahab Hasbullah(salah satu pendiri NU). Tujuannya untuk membahas undangan kongres khilafah di Kairo.
Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan Kongres Al-Islam Hindia III di Surabaya pada tanggal 24-27 Desember 1924, Keputusan penting kongres ini adalah melibatkan diri dalam pergerakan khilafah dan mengirimkan utusan yang harus dianggap sebagai wakil umat Islam Indonesia ke kongres dunia Islam. Kongres ini memutuskan untuk mengirim sebuah delegasi ke Kairo yang terdiri dari Suryopranoto (SI), Haji Fakhruddin (Muhammadiyah) dan KHA. Wahab dari kalangan tradisi.
Khilafah: Salah satu Prinsip Aswaja
Definisi Ahlus Sunnah wal Jamaah, menurut Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, adalah golongan kaum muslimin yang berpegang dan mengikuti As-Sunnah (sehingga disebut ahlus sunnah) dan bersatu di atas kebenaran (al-haq), bersatu di bawah para imam (khalifah) dan tidak keluar dari jemaah mereka (sehingga disebut wal jamaah). (Nashir bin Abdul Karim Al-Aql, Rumusan Praktis Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, Solo : Pustaka Istiqomah, 1992, hal. 16). Definisi yang seumpamanya disampaikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani di dalam kitabnya Al-Ghaniyah, yang menjelaskan tentang ahlus sunah sebagai perbuatan yang mengikuti segala yang ditetapkan Nabi SAW (maa sannahu rasulullah SAW).
Dan disebut wal jamaah, kerana mengikuti ijma’ sahabat mengenai keabsahan kekhilafahan empat khalifah dari Khulafa` Rasyidin) (maa ittifaqa ‘alaihi ashhabu rasulillah fi khilafah al-a`immah al-arba’ah al khulafa` ar-rasyidin). (Balukia Syakir, Ahlus Sunnah wal Jamaah, Bandung : Sinar Baru, 1992, hal. 31)
Dari pengertian Ahlus Sunah Wal Jamaah di atas, jelas sekali bahwa perjuangan menegakkan Khilafah dengan sendirinya sangat sinonim dengan ajaran Ahlus Sunah Wal Jamaah. Ini kerana, Khilafah berkati rapat dengan istilah wal jamaah. Jadi, jamaah di sini maksudnya adalah kaum muslimin yang hidup di bawah kepimpinan khalifah dalam negara Khilafah. Khilafah merupakan prinsip dasar yang sama sekali tidak terpisah dengan Ahlus Sunah Wal Jamaah.
Kesatuan Ahlus Sunah Wal Jamaah dan Khilafah ini akan lebih dapat dipastikan lagi, jika kita menelaah kitab-kitab yang membahaskan aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dalam kitab-kitab aqidah itu, semuanya menetapkan wajibnya Khilafah. Dalam kitab Al Fiqhul Akbar (Bandung : Pustaka, 1988), karya Imam Abu Hanifah (w. 150 H) dan Imam Syafi’i (w. 204 H), terdapat fasal yang menegaskan kewajiban mengangkat imam (khalifah) (fasal 61-62).
Dalam kitab Al-Farqu Baina Al-Firaq, karya Imam Abdul Qahir Al-Baghdadi (w. 429 H) menerangkan 15 prinsip Ahlus Sunah Wal Jamaah. Prinsip ke-12 adalah kewajiban adanya Khilafah (Imamah). Kata Abdul Qahir al-Baghdadi,”Inna al-imaamah fardhun ‘ala al-ummah.” (sesungguhnya Imamah [Khilafah] fardhu atas umat). (Lihat Imam Abdul Qahir Al-Baghdadi, Al-Farqu Baina Al-Firaq, Beirut : Darul Kutub Al-Ilmiah, 2005, hal. 270). Dalam kitab Al-Masa`il Al-Khamsuun fi Ushul Ad-Din hal. 70, karya Imam Fakhruddin Ar-Razi (w. 606 H) beliau mengatakan, “Mengangkat Imam [khalifah] adalah wajib ke atas umat Islam.” Pernyataan serupa juga ditegaskan oleh Imam Ibnu Hazm (w. 456 H) dalam kitabnya ‘Ilmu Al-Kalam ‘Ala Mazhab Ahlis Sunnah wal Jamaah hal. 94 pada bab Mas`alah fi Al-Imamah.
Hal yang sama juga terdapat dalam kitab Al-Hushuun Al-Hamidiyah Lil Muhafadhati ‘Ala al ‘Aqaidi al Islamiyah, karya Sayyid Husain Efendi, hal.189, beliau mengatakan,”Ketahuilah bahawa wajib atas kaum muslimin secara syara’ untuk mengangkat seorang Khalifah…” (i’lam annahu yajibu ‘ala al-muslimin syar’an nashb Imamin…). Kitab ini termasuk jenis Kitab Tauhid yang wajib diajarkan di Pesantren Salaf. Bab Khilafah sengaja diletakkan di bagian akhir sebagai pamungkas lantaran Khilafah adalah institusi paling penting untuk menjaga Aqidah Islam, penegak hudud, dan pengatur segala urusan politik dalam maupun luar negeri.
Selain dalam kitab-kitab aqidah seperti dicontohkan di atas, dalam kitab-kitab tafsir, hadis, atau fiqih akan ditemukan kesimpulan serupa bahawa Khilafah memang kewajiban syar’i menurut Ahlus Sunah Wal Jamaah. Imam Al-Qurthubi dalam tafsir Al-Qurthubi (1/264) menyatakan,”Tidak ada perbezaan pendapat mengenai wajibnya yang demikian itu (Khilafah) di antara umat dan para imam, kecuali yang diriwayatkan dari Al-Asham, yang memang asham (tuli) dari syariah (laa khilaafa fi wujubi dzaalika baina al-ummah wa laa baina al-aimmah illa maa ruwiya ‘an al-asham haitsu kaana ‘an asy-syariah asham…). Imam Nawawi dalam Syarah Muslim (12/205) berkata,”Ulama sepakat bahawa wajib atas kaum muslimin mengangkat seorang khalifah.” (ajma’uu ‘alaa annahu yajibu ‘ala al-muslimin nashbu khalifah).
Imam Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthoniyah hal. 5 berkata,”Mengadakan akad Imamah bagi orang yang melaksanakannya di tengah umat, adalah wajib menurut ijma’.” (aqdul imamah liman yaquumu bihaa fi al-ummah waajibun bil ijma’). Jelaslah, bahawa Khilafah adalah memang ajaran asli dan murni Ahlus Sunah Wal Jamaah dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Khilafah adalah wajib menurut Ahlus Sunah Wal Jamaah.
Dengan demikian adalah sungguh aneh bin ajaib jika ada individu atau kelompok yang mengaku penganut Ahlus Sunah Wal Jamaah, tetapi mengingkari atau bahkan menolak Khilafah. Pengingkaran penganut Ahlus Sunah Wal Jamaah terhadap Khilafah adalah batil. Ini jelas-jelas upaya keji dan jahat untuk membinasakan, menghancurkan, dan memalsukan ajaran Ahlus Sunah Wal Jamaah dari prinsip dasarnya.
Maka kepada para pihak penghadang khilafah, sebagian narasi teks di atas harus dibantah lebih dahulu sebelum mengeluarkan statemen menolak ide khilafah. Bentuknya harus berupa hasil kajian Bahtsul Masaail yang dipublkasikan dan diuji dalam forum intelektual yang kredibel. Tetapi ini akan sulit dilakukan, sebab ide khilafah apalagi tathbiq as-syariah itu termaktub dalam lembar demi lembar Kitab-kitab kuning yang terlanjur menjadi maraji’, maqayis (standarisasi) dan qanaat (keyakinan) komunitas Ulama dan santri.
Jadi secara ‘fitrah’ dan fikrah, dunia pesantren akan lebih mudah mengadopsi ide Khilafah daripada menolaknya. Menolak ide ini berarti harus ‘membakar’ dan men-Delet kemapanan aqwal, fatwa dan ijtihad para Ulama Salaf. Tentu bila mengambil langkah ini, kita akan ‘kualat’ dan pasti dikutuk oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya …“KAMATSALI AL HIMARI YAHMILU ASFAARA”.
Dinamika Opini Syariah dan Khilafah
Majalah Gatra edisi 25; Mei 2006 dengan cover menyolok NEGERI SYARIAH TINGGAL SELANGKAH”, memuat Laporan Utama berbunyi “Gelora Syariah Mengepung Kota” menyimpulkan bahwa saat ini Indonesia memang telah masuk dalam kategori “Negeri Syariah & Insya Alloh ‘Negara syariah’ hanya tinggal selangkah lagi. BBC News, 25/04/2007 menulis “In solving all the problems of the curret wordl today, muslim in muslim countries agree to reestablish/restore Islamic State.
Sementara PPIM UNIS Syahid, melaporkan bahwa di tahun 2002 67 % responden setuju pemerintahan berdasarkan Syariat islam adalah yang terbaik buat Indonesia. Pada tahun 2003 angkanya meningkat menjadi 75 %.
Ketum GMPI M. Danial Nafis pada penutupan Konggres I GMPI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 03/032008 mengungkap hasilsurvey yang dilakukan gerakan nasionalis pada tahun 2006, sebanyak 80 % mahasiswa dari kampus ternama meliputi UI,ITB, UGM, Unair dan Unibraw, memilih Syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
Wajarlah kemudian jika engamat sekaligus pakar ekonomi & politik internasional Northwestern University Prof. Jeffrey A. Winter ketika berbicara di UK Atmajaya Jakarta 22/4/2009 menyatakan bahwa saat ini telah sangat jelas terlihat adanya fenomena gerakan yang mampu masuk ke grassroot dalam upaya menjawab berbagai masalah dan merubah politik di Indonesia kea rah lebih bernuansa islami hingga menjadi Negara Islam dalam tempo 5 – 25 tahun mendatang.
Bahkan AM Hendropriyono mantan Kepala BIN dengan terbuka menyatakan: “semestinya setelah thesis Liberal-Kapitalisme gagal mensejahterkan dunia, Kekhalifahan seharusnya muncul sebagai penggantinya. Karenanya, Islam perlu menjawab tantangan globalisasi dengan membangun Kekhalifahan Universal. Hanya system ini yang bisa mengatur dan mensejahterkan dunia, karena tatanan Sekuler-Kapitalisme telah gagal”. (Sabili No. 19/Th XVI, 9/4/2009).
Dinamika di atas mestinya membuat kita semakin antusias untuk menyambut abad The New Wordl Order di bawah naungan Khilafah. Arus Khilafah tak terbendung lagi, maka siapapun yang tidak mau mengambil bagian dalam arus ini akan terbuang dan terkubur dalam sampah sejarah.
Oleh karena itu begitu semangatnya para Ulama Akherat menyambut abad khilafah terucaplah suara hati dari lisan yang bersih dan mulia seorang Abah Hideung, Pimpinan Ponpes an-Nidzamiyah Cicurug Sukabumi Jabar pada Liqa’ Besar Alim Ulama Penegak Syariah dan Khilafah di Surabaya. Beliau dengan nada bergetar menyatakan, “Maka tampaklah kepada dunia konsep kehidupan yang telah dicontohkan oleh Rasul serta para Khalifah sesudahnya. Kini dunia tengah menunggu system baru. Percayalah, sebentar lagi –menurut ukuran sejarah, malam akan berganti siang. Sekali biji tertanam, akar akan terhujam, batang akan merindang, pohon Khilafah dan Syariah akan panen di setiap ruang dan waktu di ujung akhir nafas sejarah, dengan sezin Allah SWT”.
NKRI Yang Tersandera dan Terjajah
Adalah fakta dan problema internal NKRI hari ini telah direspon secara tegas dalam KUII ke V 7 .s.d 10 Mei 2010 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, yang dihadiri oleh sekitar 800 utusan MUI seluruh Indonesia, berbagai Lembaga & Badan serta ORmas Islam telah melahirkan Deklarasi Jakarta 2010 yang menyatakan: “Pentingnya kepemimipinan umat sebagai perwujudan perjuangan menerapkan amar makruf nahi munkar dalam rangka menegakkan Syariah islam pada seluruh asepk kehidupan bangsa dan Negara. Seiring itu pranata system hokum warisankolinial Belanda dan yang bertentangan dengan Syariah Islam harus diperbaharui, dmeikian juga produk hokum yang mengandung Sekularisme, Liberalisme dan Kapitalisme harus ditangkal”. (www.mui.or.id)
Statemen di atas menggambarkan dengan tegas NKRI tersandera dan terjajah oleh sekularisme, libelarilme dan kapitalisme. Jika pada Era Orde Lama Negeri ini jadi objek eksperimen Demokrasi Liberal (RIS), Demokrasi Terpimpin dan Sukarnoisme (Nasakom) dengan poros Soviet-Peking. Maka era Orde Baru arus Sosialime-Komunisme diputarbalik ke arah kapitalisme Sekuler dengan poros AS.
Namun di era reformasi AS terpaksa mengikuti kehendak public untuk melengserkan rezim diktaktor ala Suharto. AS pun dengan cepat mendukung public guna reformasi wajah alias operasi plastik dengan mengganti rezim baru yang lebih demokratis. Yakni sebuah rezim yang lebih pro AS, mengadopsi neo-liberalisme dalam ekonomi, Demokrasi Sipil dalam politik, permisiv dalam budaya barat (pornografi-aksi), pluralism agama dan keyakinan, dan layanan public yang semakin kapitlistik.
Arena politIk yang mestinya sarat perjuangan untuk membela hak-hak rakyat kini berubah jadi ajang bisnis. Para politisi agar bisa duduk di singasana kekuasaan membutuhkan modal milyaran bahkan trilyunan untuk kursi yang lebih tenggi. Agar balik modal para politisi itu berlomba jadi makelar proyek disamping makelar undang-undang.
Konon tarif per undang-undang saat ini bisa mencapai 11 milyar. Penyebabnya kelompok kepentingan baik dalam negeri maupun asing untuk menjalankan agenda busuknya sangat membutuhkan payung hukum. Tidak ada cara lain kecuali mereka harus menyuap para legislator. Para legislator akhirnya bermandikan uang, sementara rakyat harus mengerang menahan lapar bernasib malang.
Era reformasi membawa negeri ini berlayar tanpa visi dan jatidiri. Harga dirinya tergadaikan. Kemandirian, kemerdekaan dan kepercayaan diri musnah. Benarlah curhat Prof. Habibie pada peringatan lahirnya Pancasila, bahwa negeri ini dikendalikan oleh Neo-VOC. Beliau juga bersedih melihat 48.000 insinyur dengan well-educated lari mencari pekerjaan di luar negeri. Sebab industry dirgantara harus bubar demi mengikuti LOI IMF.
Belum lagi SDA berupa minyak, gas, mas dan mineral lain nyaris semua jatuh ke Multinasional Corparation. Ini semua konsekuensi kebijakan liberalisasi sector migas, dan UU Minerba. Regulasi ini lahir dari konspirasi jahat para kapitalis dan kompradornya melalui parlemen hasil pesta demokrasi.
Liberalisasi di sektor budaya melahirkan life style baru westomania. Remaja dugem, pesta narkoba hingga perilaku sex bebas mengancam generasi negeri ini. Ditemukan data dan fakta mengerikan bahwa lebih dari 50 % remaja putrid di kota-kota besar mengakui sudah tidak virgin lagi.
Angka kriminalitas pasca reformasi mengalami peningkatan luar biasa. Kejahatan di ibukota hitunganya tidak lagi menit namun sudah per detik. Inilah pengaruh langsung ideology Kapitalisme Sekuler. Jenis Ideologi transasional seperti inilah biang keladi masalah dan ancaman riel negeri ini. Jadi mana yang lebih berbahaya bagi NKRI, Kapitalisme-Sekuler atau Khilafah-Syariah? Wallahu A’lam.

munisasi = Tipu Muslihat Yahudi Menghancurkan Umat Lain

Vaksin dan imunisasi adalah konspirasi besar besaran dari keluarga Yahudi ternama di Amrik, yaitu Rockefeller, Rockefeller itu mendanai besar²an proyek imunisasi maupun vaksin ini. Dia adalah salah satu pendiri WHO plus CIA!

Beberapa ilmuwan Amerika bahkan ilmuwan di penjuru dunia konon tahu seluk beluk konspirasi vaksin ini, dan berikut team situslakalaka mengutip sebagian beberapa pendapat para ilmuwan mengenai vaksinasi:

“Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.(Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris)

“Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”. (dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional)

“Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.” (Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962)

“Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” (Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth”)

Yang paling membuat merinding adalah pernyataan terakhir dari William Hay, secara logis penjelasannya sangat sangat masuk akal, lalu kenapa sedari dulu vaksin dan imunisasi seperti sudah menjadi kebudayaan kita semua? Menurut sumber yang kami baca, vaksin yang diproduksi dan dikirim ke seluruh dunia khususnya negara muslim, negara dunia ketiga bahkan negara berkembang adalah suatu cara untuk mengacaukan sifat dan watak generasi penerus di negara tersebut, sangat gila bukan! jika hal tersebut memang benar, sudah dari dulu darah kita sebagai orang Indonesia terkontaminasi racun berbentuk vaksin ini!

Vaksin sendiri apakah kita pernah tahu darimana asalnya? Maen suntik dan berkembang saja sedemikian rupa di tubuh kita selama bertahun tahun, konon katanya ada DNA orang asing yang mengalir di darah kita, dan bisa anda bayangkan jika anda baru punya anak yang masih lucu dan imut imutnya serta masih suci dari penyakit disuntikan vaksin yang ternyata DNA entah siapa, dan mulai merusak DNA asli anak anda?!

Vaksin sendiri diketahui mengandung asam amino dari babi!
Penjelasan ilmiahnya, asam amino babi itu relatif sama bahkan hanya berbeda 1 point secara matematis dan ilmiah tentunya jika dibandingkan dengan asam amino manusia, hal tersebut menyebabkan kita sama saja dengan kanibal bukan?! Lalu jika sudah masuk itu asam amino babi, otomatis masuk juga semua hal yang ada di dalam babi, for example: sifat buruk babi (??), penyakit cacing pita babi dan masih banyak lagi! Dan ternyata bencana akibat vaksin ini banyak loh di belahan dunia, hanya saja tidak pernah dipublikasikan! Tanya kenapa? Contohnya antara lain:

Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.

Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.

Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.

Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.

Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.

Dan masih banyak lagi kasus yang bermasalah karena vaksin. Dan konspirasi ini bisa benar adanya karena data datanya bisa dibilang cukup akurat, logikanya tubuh manusia mempunyai sistem kekebalan sendiri bukan? Bukan berarti dengan disuntikan suatu obat dia malah akan menjadi makin kebal terhadap penyakit, masalahnya penyakit apa? Justru penyakit datang setelah disuntik!

sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8600755

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...