Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah untuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Diantara fitnah
besar yang telah Allah peringatkan bahayanya adalah fitnah dunia.
Banyak orang tertipu, terpedaya, dan hancur karenanya. Bahkan tidak
sedikit yang rela menukar iman dan akhiratnya dengan dunia.
وَاضْرِبْ
لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ
السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً
تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami
turunkan dari langit, maka karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi
menjadi subur, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang
diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ
بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ
أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ
يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
"Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak,
seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)
Allah Tabaraka wa Ta'ala mengajarkan kepada kita tentang hina dan rendahnya kehidupan dunia. Ia hanyalah permainan, lahwun (sesuatu
yang sia-sia), dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak. Lalu Allah
memberikan tambahan penjelasan melalui pemisalan, yaitu hujan setelah
kemarau panjang yang menumbuhkan berbagai tanaman yang hijau lagi
memukau. Para petani senang dan berbangga dengan tanamannya. Namun
setelah itu tanaman-tanaman hijau tadi mengering dan menguning. Sesudah
itu, ia rusak dan hancur.
Jika kehidupan
dunia seperti itu, yakni tidak kekal. Maka akhirat berbeda. Akhirat
merupakan negeri yang akan mereka datangi. Lalu Allah memperingtakan
tentangnya, kalau tidak siksa yang dahysat maka akhirat itu berisi
ampunan dan keridhaan dari Allah. "Di kala datang hari itu, tidak
ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di
antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun
orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya
mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki
(yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam
surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada
putus-putusnya." (QS. Huud: 105-108)
. . . Keindahan dunia yang demikian akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya sehingga mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya . . .
Orang Kafir Rakus Dunia
Keindahan dunia
yang demikian akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka
berbangga dengannya sehingga mereka menjadi orang paling rakus
terhadapnya. Allah berfirman tentang mereka,
وَلَتَجِدَنَّهُمْ
أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ
أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ
الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Dan
sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada
kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik.
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur
panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96)
Kerakusan
mereka semakin menjadi-jadi saat mereka jauh dari tauhid dan iman; serta
tenggelam dalam kesyirikan, syahwat dan maksiat. Padahal tidaklah apa
yang diberikan kepada mereka dari kenikmatan dunia, kecuali karena hina
dan remehnya dunia di sisi Allah dan sebagai fitnah atas mereka.
فَلا تُعْجِبْكَ
أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ
وَهُمْ كَافِرُونَ
"Maka
janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya
Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk
menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa
mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (QS. Al-Taubah: 55)
"Dan
sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu
(dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan
(juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan
pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula)
dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami buatkan pula)
perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak
lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di
sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al- Zukhruf: 33-35)
Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam Sunannya, dari hadits sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu; Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Kalaulah dunia memiliki nilai seberat sayap nyamuk di sisi Allah, maka
orang kafir tak akan diberi minum barang seteguk pun."
Orang Mukmin Menjual Dunia
Kaum mukminin
muwahhidin (ahli tauhid) berbeda dengan orang kafir. Kaum mukminin tidak
rakus terhadap dunia. Mereka rela memberikannya agar mendapat ganti di
akhirat. Bahkan mereka siap menjual dunia –dari jiwa (nyawa) dan
hartanya- dengan akhirat. Mereka korbankan dunia mereka untuk
mendapatkan kenikmatan akhirat yang abadi lagi kekal.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
"Dan di
antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Baqarah: 207)
Mereka adalah
orang-orang mendapat taufiq dari Allah sehingga ringan menjual nyawa
mereka dan menyerahkannya untuk mendapat keridhaan Allah dan pahala
dari-Nya. Nyawa mereka dihargai murah untuk diserahkan kepada Allah
untuk diberikan surga.
. . . orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. . .
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ
اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ
الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ
وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah;
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang
benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad ibnu
Katsir berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari
jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena
mereka telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. Ini merupakan karunia,
kemuliaan dan kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan
Qatadah mengatakan: "Allah telah membeli mereka, demi Allah, Dia
menghargai mereka sangat mahal."
Al-Hasan
berkata lagi, "Dengarkan jual-beli yang menguntungkan yang telah Allah
ajak setiap mukmin melakukan jual-beli ini." Dalam perkataan beliau yang
lain, "Sesungguhnya Allah telah memberikan dunia kepadamu maka belilah
surga dengan sebagiannya." (Dinukil dari tafsir al-Baghawi)
Pada
ringkasnya, orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada
dunia. Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Lalu
kenapa masih ada orang yang bercita-cita masuk surga tapi masih pelit
dengan hartanya dan enggan berjihad di jalan Allah? Wallahu Ta'ala
A'lam. [PurWD/voa-islam.com/www.globalmuslim.web.id]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar