Pasukan
pembebasan Suriah diyakini telah menggunakan rudal permukaan-ke-udara
untuk menjatuhkan dua pesawat pemerintah dalam waktu kurang dari 24 jam –
pertama kalinya senjata tersebut digunakan dalam pemberontakan yang
telah berlangsung selama 20 bulan.
Sebagaimana
yang dilansir TheGuardian (28/11), penembakan pesawat dianggap sebagai
kemajuan taktis yang signifikan di Suriah utara. Sebuah pesawat tempur jatuh pada Rabu (28/11) di dekat Darat Azzah di luer Aleppo setelah ditembak dan pilotnya ditangkap. Selasa malam, sebuah helikopter rezim juga ditembak jatuh. Beberapa video yang diunggah ke internet jelas menunjukkan pesawat tersebut ditembak oleh rudal sebelum jatuh ke tanah.
Pihak
perlawanan mengklaim telah merebut rudal-rudal yang digunakan untuk
menembak jatuh pesawat-pesawat rezim Assad selama penyerangan terhadap
basis rezim di utara selama seminggu terakhir. Setidaknya dua serangan telah menghasilkan persenjataan dan amunisi yang besar.
Rabu malam, seorang mujahidin Suriah berpose dengan peluncur rudal buatan Rusia yang bisa pencari panas. Dia
mengatakan rudal yang telah digunakan itu adalah bagian dari tumpukan
senjata yang dicuri dalam serangan di pangkalan militer terdekat.
Serangan pasukan perlawanan telah meningkat secara dramatis selama dua minggu terakhir. Setidaknya
empat basis militer yang besar dilaporkan telah jatuh: satu di timur,
dua di utara dan satu pangkalan militer udara utama dekat Damaskus. Enam pos lain juga diyakini telah jatuh dan membentuk fase penting dari perang itu.
Penyerangan pada basis militer dan penggunaan rudal-rudal pencari panas telah menjadi momen penting di Suriah utara. Di garis terdapat kelompok-kelompok jihad seperti Jabhat al-Nusra. Bersatunya
kekuatan kelompok-kelompok jihad, serta senjata yang lebih ampuh yang
ada sekarang, mungkin akan menimbulkan tantangan baru terhadap rezim
Assad, saat mencoba untuk menguasai dua kota terkemuka di Suriah itu.
Pasukan rezim
bengis Assad telah melancarkan operasi luas di wilayah pihak oposisi
sekitar Damaskus dalam beberapa pekan terakhir, dengan berusaha
mengkonsolidasikan kontrol mereka terhadap ibukota. Pertempuran di Aleppo telah menjadi serangkaian bentrokan yang stagnan di sepanjang garis depan.(RZ/www.globalmuslim.web.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar