Pages

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang & persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Senin, 26 Maret 2012

Percuma Anda Berdemo, BBM Tetap Naik


533048_355869964454083_100000932479011_987379_1375091869_n.jpg (200×147)by Iwan Januar

“Emangnya dengan pake demo, pemerintah nggak bakal jadi naekkin harga BBM?” itu pertanyaan ketus yang berulang-ulang disampaikan banyak orang ke saya dan ke beberapa kawan saya yang belakangan gencar menyerukan anti-kenaikan-harga-BBM. Mereka tak percaya bahwa demo sebanyak apapun mampu mencegah kenekatan (baca: kezaliman) pemerintah menaikkan harga BBM.

Mengutip perkataan Sujiwo Tejo dalam ILC tentang BBM, “Pemerintah pastinya sudah mengukur demo-demo itu tahannya berapa lama.” Sujiwo Tejo probably rights. Pemerintah dengan kecanggihan intelijennya mungkin sudah mendata elemen mana sajakah yang akan turun ke jalan dan berapa lama mereka akan bertahan dengan aksi-aksi tersebut. Dan, biasanya para pendemo itu tidak akan bertahan lama.

Apakah dengan aksi unjuk rasa atau masiroh BBM tidak akan jadi naik harganya? Tidak ada yang menjamin pemerintah dengan isi kepala yang gendheng dan gebleg-nya akan berubah. Karena ini titipan Konsensus Washington, titipan para kreditur yang menghutangi pemerintah negeri ini, agar mutinational corporate milik mereka bisa untung seuntung-untungnya di negeri jajahan ini.

Tapi sadarlah, apa yang kita teriakkan dengan mengencangkan urat-urat leher kita bukanlah persoalan “berhasil” atau “gagal”, karena tidak pernah ada kata pecundang dalam kamus perjuangan Islam. Mengapa? Karena Allah yang Mahaadil dan welas asih tidak akan pernah menyia-nyiakan amal hamba-hambaNya yang bergerak untuk menegakkan syariatNya.

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. at-Taubah [9]: 105).

Anda yang ketus, ketahuilah, kami hanya melakukan apa yang memang Allah perintahkan untuk kami lakukan. Allah meminta kami menuntut hak kami dari para penguasa lalim dan kaum kapitalis imperialis yang mengangkangi dan mengencingi negeri ini. Baginda Nabi saw. telah meminta kami untuk melakukan perlawanan sebagaimana Beliau menjawab pertanyaan sahabat pada waktu itu:

جَاءَ رَجُلٌ إلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَنْ يَأْخُذَ مَالِي ؟ قَالَ : فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ ، قَالَ : أَرَأَيْتَ إنْ قَاتَلَنِي ؟ قَالَ : قَاتِلْهُ ، قَالَ : أَرَأَيْتَ إنْ قَتَلَنِي ؟ قَالَ : فَأَنْتَ شَهِيدٌ ، قَالَ : أَرَأَيْتَ إنْ قَتَلَتُهُ ؟ قَالَ : هُوَ فِي النَّارِ

Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapat Anda bila ada orang yang hendak merampas hartaku?” Beliau menjawab, “Maka jangan engkau berikan hartamu!” Ia bertanya lagi, “Bagaimana bila ia memerangiku?” Beliau menjawab, “Lawanlah dia!” Ia bertanya lagi, “Bagaimana bila ia membunuhku?” Beliau menjawab, “Engkau mati syahid!” Ia bertanya lagi, “Bagaimana bila aku membunuhnya?” Beliau menjawab, “Ia di dalam neraka!”(HR. Muslim)

Dengarlah! Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh Nabi kami seperti hadits di atas. Berhasil atau tidak, kami tetap pemenang di hadapan Allah SWT.

Supaya Anda tahu, kami tidak ingin dilaknat seperti Bani Israil yang dilaknat oleh nabi-nabi mereka karena mendiamkan kemungkaran, sehingga – na’uzubillah min dzalik — mereka menjadi kera dan babi.

“Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”(QS. al-Maidah [5]: 78-79).

Kami juga tidak ingin bersekutu dan membenarkan para penguasa zalim karena Allah dan RasulNya telah melarang kaum muslimin untuk berbuat demikian. Sabda Nabi saw.:

مَنْ رَأى سُلطاناً جائراً، مًستحِلاً لِحُرُمِ الله، نَاكساً لعَهدِه، مُخالِفاً لِسُنَّة رسول الله صلى الله عليه وسلم يَعْمَلُ في عباد الله بالإثم وَالْعُدوان فَلَمْ يُغَيِّر عليه بِفعلٍ ولا قولٍ، كان حقاً على الله أَن يدخله مَدْخَلَه
“Siapa yang menyaksikan penguasa yang jahat, menghalalkan yang diharamkan Allah, melanggar batasanNya, menyalahi sunnah Rasullah saw., berbuat kepada manusia dengan dosa dan kesewenangan, dan tidak mengubahnya dengan perbuatan atau ucapan, maka Allah berhak memasukkannya ke dalam neraka.”(HR. ath-Thabrani)

Ini adalah pembuktian diri di hadapan Allah SWT. bahwa kami berusaha menaatiNya. Kami ingin menjejaki perjuangan Sumayyah dan Yassir – semoga Allah meridhoi keduanya – yang syahid di tanah Mekkah sebelum menyaksikan kegemilangan Islam di Madinah, bahkan berhijrah pun belum sempat. Apakah mereka gagal dalam perjuangan? Tidak! Mereka adalah pemenang.

Kami ingin memperlihatkan kepada imperialis asing bahwa tanah ini bukanlah tanah suku Indian yang mudah mereka taklukkan dan jajah. Darah kaum muslimin tidaklah sama dengan darah suku Indian yang mudah mereka tumpahkan.
Allahumma qod balaghna risalataka! Allahummasyhad!
[Globalmuslim.web.id]

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...