Pages

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang & persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Minggu, 03 April 2011

Menemukan Investor Bisnis

Muhammad Rosyidi Aziz
Business Owner di bidang Penerbitan,
Kuliner dan Lembaga Keuangan Syariah
Pengurus Pusat Gugus Tugas Pengusaha HTI
Email, FB, YM : rosyid_aziz@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

Modal, inilah penyebab utama seseorang untuk tidak bersegera memulai bisnis. Bagi sebagian besar orang, cekak duit atau bahkan ketiadaan modal (baca: uang) seringkali menjadi alasan utama dan pembenaran yang paling rasional untuk mengubur sebuah rencana berbisnis. Walaupun bisa jadi niat, tekad dan semangatnya sudah nyaris bulat. Kenapa demikian?

Mind Set Modal
Tidak dipungkiri bahwa uang adalah salah satu modal yang sangat strategis dalam menjalankan aktivitas bisnis. Namun, menjadikan uang sebagai satu-satunya komponen modal sehingga menjadikan ketiadaan uang sebagai believe menunda bahkan mengubur niatan berbisnis, tentu adalah sebuah kesalahan besar. Betapa banyak kita bisa temukan, figur-figur besar yang sukses dalam berbisnis ternyata tidak memiliki uang ketika pada awalnya start up bisnisnya.
Dalam perspektif Islam, kita mengenal istilah syirkah yaitu kerja sama bisnis antara dua pihak yang bersepakat untuk melakukan kerja sama dengan maksud untuk mencari keuntungan. Setidaknya kita kenal ada lima jenis syirkah yaitu (1) syirkah inan, (2) syirkah 'abdan, (3) syirkah mudharabah, (4) syirkah wujuh dan (5) syirkah mufawa-dhah. Nah, di antara kelima jenis syirkah tersebut ternyata dimungkinkan seseorang untuk memulai dan memiliki bisnis walaupun tidak memiliki uang sama sekali sebagai modalnya. Salah satunya adalah pola mudharabah, yaitu kerja sama bisnis antara dua pihak di mana salah satu pihak memberikan modal investasi berupa uang, sementara pihak lainnya memberikan andil (modal) berupa skill pengelolaan. Dari sini saja kita bisa menyimpulkan bahwa untuk memulai dan memiliki suatu usaha tidaklah selalu harus bermodalkan uang. So, there is not lack of money, but there is lack of good idea.

Siapa Investor Itu?
Tentu, meraih kepercayaan si pemilik modal (uang) alias shahibul mal atau investor bukan sesuatu yang sulit jika kita mengetahui hal ikhwal tentang investor tersebut; siapakah dia, di mana mereka biasanya berkumpul, apa bacaan favoritnya, kapan saat yang tepat ditemuinya, hingga alasan mengapa mereka bersedia berinvestasi ke kita dan sebagainya. Di samping yang tidak kalah penting, integritas, kapabilitas dan track record kita sangat berpengaruh membentuk trust, modal yang sangat berharga yang bisa kita 'jual' kepada calon investor tersebut.
Menjawab pertanyaan siapa kiranya orang yang bersedia memberikan modal investasinya kepada ide bisnis kita, setidaknya bisa dirangkum dalam rumus 4F + 1 P, yaitu (1). Founder (pendiri usaha atau bisa jadi Anda sendiri), (2). Family (orang tua, saudara, kerabat dll, (3). Friend (kawan sekantor, atasan, sesama aktivis organisasi, teman sekolah, sahabat dll. (4) Fool yaitu orang yang polos dalam bisnis tapi berduit banyak, dan (5) Profesional Investor atau biasa dikenal sebagai Investor Pro.

Logika Berfikir Investor
Mengenai reason why, mengapa calon investor itu bersedia join bisnis dengan berinvestasi memodali ide bisnis yang kita gagas, setidaknya kita harus mengetahui logika berfikir investor, diantaranya :

* Dalam aspek manajemen, investor lebih menyukai bisnis yang telah berjalan dan telah memiliki sistem yang kuat serta SDM yang ahli.
* Dalam aspek marketing, investor lebih menyukai bisnis yang trend-nya meningkat dan cenderung pasti permintaannya apalagi sampai over demand hingga waiting list jasa yang hendak kita tawarkan maupun customer bersedia inden terhadap barang yang hendak kita produksi.
* Dalam aspek financial, investor lebih menyukai bisnis yang Low risk – high profit (rendah risiko-tinggi keuntungan)
* Dalam aspek kompetisi, investor lebih menyukai bisnis yang memiliki entry barrier sehingga tidak banyak pemainnya, jadi bukan tipe bisnis kerumunan.

Mengenai hal ikhwal yang lain tentang investor, silakan perbanyak informasi tentang mereka dengan membaca, menelaah di media-media yang banyak menyajikan berita tentang ekonomi, bisnis dan investasi. So, jika sudah begini, masihkah ada alasan bahwa tidak punya uang menjadi hambatan anda untuk berbisnis? Terlalu …

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...